Pariwisata dan Ekonomi Rakyat Jadi Kunci Bangkitkan Potensi Flores | Pranusa.ID

Pariwisata dan Ekonomi Rakyat Jadi Kunci Bangkitkan Potensi Flores


FOTO: Pengamat Ekonomi Ibassadino

FLORES- Pulau Flores dikenal dengan keindahan alam dan budaya yang memukau. Namun di balik pesonanya, banyak potensi ekonomi dan pariwisata yang belum benar-benar tergarap. Hal ini disampaikan oleh pengamat ekonomi Ibassadino, asal Pringsewu, Lampung, yang saat ini berada di Flores untuk meneliti perkembangan ekonomi dan potensi bisnis daerah.

Menurutnya, Flores memiliki kekayaan alam, budaya, dan sumber daya manusia yang luar biasa. Sayangnya, sebagian besar peluang tersebut belum mendapat perhatian serius dari investor maupun wisatawan, baik domestik maupun mancanegara.

“Flores ini seperti mutiara yang belum dipoles. Alamnya menakjubkan, budayanya kuat, masyarakatnya ramah. Tapi banyak potensi wisata dan bisnis lokal yang belum tersentuh. Ini kesempatan besar yang tidak boleh dibiarkan lewat begitu saja,” ujar Ibassadino di Ende, Senin (6/10).

Ia mencontohkan, beberapa daerah di Flores seperti Riung, Larantuka, Bajawa, hingga Lembata bagian barat, memiliki destinasi wisata alam dan budaya yang unik, namun masih minim fasilitas dan promosi.
Menurut Ibassadino, kondisi ini bukan karena kurang potensi, melainkan karena minimnya perhatian investor dan lemahnya infrastruktur pendukung ekonomi wisata.

“Wisatawan asing banyak mengenal Labuan Bajo, tapi tidak tahu bahwa keindahan alam Flores itu jauh lebih luas dari itu. Banyak desa wisata, air terjun, dan spot laut menakjubkan yang bisa menjadi ikon ekonomi baru,” tambahnya.

Selain sektor wisata, Ibassadino menilai peluang bisnis lokal seperti pengolahan hasil pertanian, kopi, madu hutan, tenun ikat, dan produk kelautan memiliki potensi besar untuk dikembangkan menjadi komoditas unggulan ekspor daerah. Namun hal itu perlu dukungan nyata dari pemerintah dan sektor swasta.

“Kita butuh pendekatan baru, bukan hanya jual keindahan, tapi juga bangun ekonomi kreatif di sekitar wisata. Ketika masyarakat lokal dilibatkan, ekonomi mereka ikut tumbuh. Itulah pariwisata yang berkelanjutan,” tegasnya.

Ibassadino juga mendorong agar pemerintah daerah membuka ruang bagi investor untuk berkolaborasi dengan masyarakat lokal, bukan hanya membangun hotel besar, tetapi juga mendukung ekonomi rakyat, seperti homestay, transportasi lokal, dan UMKM kuliner khas Flores.

“Investasi tidak harus besar, yang penting tepat sasaran dan memberdayakan warga. Investor akan datang kalau daerah bisa menjamin kepastian, keamanan, dan transparansi,” ujarnya.

Menutup pernyataannya, Ibassadino menyebut bahwa tahun 2026 bisa menjadi titik balik ekonomi Flores bila sektor pariwisata dan bisnis lokal mulai dikelola dengan serius dan profesional.

“Flores punya segalanya, mulai dari alam, budaya, dan semangat masyarakat. Tinggal kemauan bersama untuk menjadikannya pusat ekonomi baru di Indonesia Timur,” pungkasnya.

Laporan: Marsianus | Editor: Michael

Berita Terkait

Top