Genjatan Senjata, Puluhan Ribu Warga Palestina Kembali ke Reruntuhan Rumah di Gaza Utara

GAZA – Sebuah gencatan senjata yang dimediasi Amerika Serikat mulai berlaku di Jalur Gaza, memicu pergerakan besar puluhan ribu warga Palestina yang mengungsi untuk kembali ke rumah mereka di wilayah utara dan tengah. Banyak dari mereka kembali untuk mendirikan tenda di atas reruntuhan rumah yang telah hancur.
Laporan pada Minggu (12/10/2025) sebagaimana dilansir dari kantor berita Antara, menunjukkan warga yang kembali bergerak dari Gaza selatan, sebagian besar melakukan perjalanan panjang dengan berjalan kaki. Sebagian lainnya menggunakan kendaraan yang tersisa di tengah kelangkaan bahan bakar, gerobak yang ditarik hewan, hingga sepeda. Arus warga ini memadati dua jalur utama, yaitu Jalan Al-Rashid di pesisir barat dan Jalan Salah al-Din di timur.
Gencatan senjata ini merupakan bagian dari tahap pertama rencana 20 poin yang diumumkan oleh Presiden AS Donald Trump pada Rabu lalu, yang telah disetujui oleh Israel dan Hamas. Tahap pertama ini mencakup gencatan senjata, pertukaran tawanan, dan penarikan bertahap pasukan Israel.
Sesuai kesepakatan, pasukan militer Israel telah ditarik dari sebagian besar Kota Gaza di utara dan beberapa wilayah di Khan Younis. Namun, beberapa area seperti permukiman Shejaiya masih diduduki, sementara wilayah Beit Hanoun dan Beit Lahia di utara Gaza masih terlarang untuk dimasuki warga Palestina.
Di tengah gencatan senjata, upaya kemanusiaan besar-besaran sedang berlangsung. Kantor Media Pemerintah Gaza pada Sabtu melaporkan bahwa lebih dari 5.000 misi bantuan, kesehatan, dan penyelamatan telah dilaksanakan dalam 24 jam terakhir.
Adapun tahap kedua dari rencana yang diusulkan Trump menyerukan pembentukan mekanisme pemerintahan baru di Gaza tanpa partisipasi Hamas, serta pelucutan senjata kelompok tersebut.
Sejak konflik meletus pada Oktober 2023, serangan Israel dilaporkan telah menewaskan hampir 67.200 warga Palestina, yang sebagian besar adalah perempuan dan anak-anak, serta menyebabkan kerusakan luas di seluruh wilayah Gaza.
Laporan: Hendri | Editor: Michael