Adjust: Tren Keterlibatan Aplikasi Keuangan Meningkat 35% di APAC | Pranusa.ID

Adjust: Tren Keterlibatan Aplikasi Keuangan Meningkat 35% di APAC


Pranusa.ID, Jakarta. Perusahaan pengukuran dan analitik terkemuka, Adjust, hari ini merilis The Finance App Insights Report: 2025 Edition, yang menemukan bahwa aplikasi keuangan global memasuki fase kematangan baru di tahun 2025 — berevolusi dari ekspansi cepat menuju pengembangan berkelanjutan yang berorientasi pada nilai. Pada kuartal ketiga 2025, instalasi aplikasi keuangan secara global meningkat 11% dibandingkan tahun sebelumnya (YoY), melanjutkan pertumbuhan 27% di tahun 2024. Demikian pula, jumlah sesi meningkat 16% YoY pada kuartal yang sama, setelah sebelumnya tumbuh 24% YoY di tahun 2024.

Meskipun kawasan APAC mengalami sedikit penurunan dalam jumlah instalasi, kawasan ini mencatat kenaikan sesi sebesar 35% pada paruh pertama 2025, menegaskan adanya keterlibatan pengguna yang lebih dalam dan basis pengguna yang lebih aktif. Amerika Utara menunjukkan tren serupa, dengan peningkatan sesi 15% meski instalasi menurun.

“Layanan keuangan dibangun di atas kepercayaan, dan prinsip yang sama berlaku untuk pertumbuhan aplikasi keuangan,” ujar Tiahn Wetzler, Director of Marketing di Adjust dalam rilisnya, Kamis (30/10/2025).

Ia menambahkan bahwa pertumbuhan yang berkelanjutan juga bergantung pada ketepatan, inovasi, dan pemahaman tentang dari mana nilai yang sebenarnya berasal.

Aplikasi perbankan memimpin dalam loyalitas pengguna

Meskipun tingkat retensi hari pertama untuk aplikasi keuangan secara keseluruhan menurun secara global dari 13,8% pada 2023 menjadi 12,5% pada paruh pertama 2025, aplikasi perbankan mencatat tingkat tertinggi sebesar 20,6%, melampaui semua subvertikal lainnya. Secara regional, Jepang (18,6%), Prancis (17,4%), serta Inggris dan Irlandia (17,2%) menunjukkan tingkat retensi aplikasi keuangan terkuat di paruh pertama 2025.

Rincian tambahan mengenai pola instalasi, sesi, dan biaya per instalasi (CPI) meliputi aplikasi pembayaran terus mendominasi keterlibatan aplikasi keuangan dari 2024 hingga paruh pertama 2025 — mencakup 58% dari seluruh sesi — dengan instalasi meningkat 4% YoY dan sesi 26% YoY di H1 2025. Selanjutnya, instalasi aplikasi kripto melonjak 90% YoY di H1 2025, menandakan kepercayaan yang pulih setelah koreksi pasar tahun 2022, sementara jumlah sesi tumbuh 2%. Berikutnya aplikasi perdagangan saham mencatat peningkatan kecil namun stabil pada H1 2025, dengan instalasi dan sesi naik 1% dan 8% YoY, masing-masing. Namun, keterlibatan pengguna meningkat signifikan pada Q3, dengan sesi naik 34%.

Disampaikan pula bahwa rata-rata durasi sesi aplikasi keuangan tetap stabil di 6,59 menit, naik dari 6,29 menit pada 2023. Aplikasi kripto (11,9 menit) dan perdagangan saham (12,1 menit) mencatat durasi sesi terpanjang, dengan India (14,4 menit) memimpin keterlibatan global. Begitu pula akuisisi pengguna menjadi lebih efisien di H1 2025, karena CPI aplikasi keuangan turun dari US$1,51 menjadi US$1,13. APAC mencatat rata-rata US$0,51, didorong oleh biaya lebih rendah di India (US$0,18) dan Filipina (US$0,25). APAC juga mencatat rasio berbayar terhadap organik tertinggi (1,35), dengan India (2,79), Indonesia (2,85), dan Filipina (3,10).

Pertumbuhan berkelanjutan didukung oleh pengukuran yang lebih cerdas

“Dengan data yang menunjukkan bahwa aplikasi keuangan beralih dari ekspansi cepat menuju pertumbuhan berkelanjutan yang berorientasi pada nilai, pemasar kini menghadapi tantangan baru: menjangkau pengguna paling bernilai pada momen yang tepat,” ujar April Tayson, Regional Vice President untuk INSEAU di Adjust. “Atribusi yang akurat, pengukuran yang transparan, dan wawasan real-time adalah kunci untuk mendorong hasil bisnis yang terukur.”

Solusi atribusi dan pengukuran canggih dari Adjust memungkinkan pemasar dan pengembang untuk memahami performa, mencegah penipuan, dan menghubungkan perjalanan pengguna secara mulus. Tools seperti TrueLink untuk deep linking dan wawasan real-time bertenaga AI dari Adjust Growth Copilot membantu pemasar yang berorientasi pada kinerja untuk mengubah data menjadi tindakan dengan lebih cepat dari sebelumnya.

(Pewarta/Editor: Thomas Robiana Sembiring)

Berita Terkait

Top