Pergerakan Wisatawan Lokal Tembus 734,86 Juta di 2022, Tumbuh 19,82% | Pranusa.ID

Pergerakan Wisatawan Lokal Tembus 734,86 Juta di 2022, Tumbuh 19,82%


FOTO: Kepala BPS Margo Yuwono (Dok. VIVA).

PRANUSA.ID — Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat ada 734,86 juta pergerakan wisatawan nusantara (wisnus) sepanjang tahun 2022 atau tumbuh 19,82 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

“Sepanjang 2022 jumlah perjalanan wisatawan nusantara 734,86 juta perjalanan,” kata Kepala BPS, Margo Yuwono di Gedung BPS, Jakarta Pusat, Selasa (2/5/2023).

Margo mengatakan, jika dibandingkan dengan tahun 2019 atau sebelum pandemi COVID-19, tren perjalanan wisnus terus meningkat dan tumbuh 1,76 persen.

“Ini data baru dari BPS, memang ini data 2022, nanti BPS mengupayakan data yang rentang jaraknya dekat. Ini ada peningkatan dibanding 2021 bahkan ada peningkatan saat sebelum COVID-19,” tuturnya.

Lebih lanjut, jika melihat tren bulanan, pola perjalanan pada 2022 mengalami perubahan dibandingkan kondisi sebelum pandemi COVID-19.

Dilansir Antara, secara umum, peningkatan perjalanan wisata domestik terjadi pada setiap akhir tahun atau pada bulan yang bertepatan dengan momen Lebaran.

Akan tetapi, pada 2022 jumlah perjalanan wisnus tertinggi justru terjadi di Maret, yaitu sebesar 80,23 juta perjalanan atau menyumbang 10,92 persen dari total perjalanan wisnus pada 2022.

Perjalanan wisata domestik pada Mei 2022 juga tercatat cukup tinggi dibandingkan bulan lainnya. Meski bukan bulan dengan jumlah perjalanan tertinggi, momen Lebaran pada Mei 2022 mampu mendongkrak jumlah perjalanan wisnus sebesar 78,83 juta perjalanan, atau menyumbang 10,73 persen dari total perjalanan wisnus pada 2022.

Jumlah perjalanan wisnus pada Mei ini mencatat angka pertumbuhan paling tinggi sepanjang 2022, dengan pertumbuhan sebesar 60,15 persen dibandingkan bulan sebelumnya (month-to-month).

“Perayaan akhir tahun 2022 turut menyumbang kenaikan jumlah perjalanan wisnus hingga mencapai 65,96 juta perjalanan, atau 8,98 persen dari total perjalanan wisnus pada 2022. Kondisi pada Desember 2022 ini mengalami pertumbuhan sebesar 22,47 persen dibandingkan November 2022,” ujarnya.

Meskipun demikian, capaian ini belum mampu melampaui jumlah perjalanan wisata domestik pada momen akhir tahun sebelum pandemi COVID-19, dengan jumlah perjalanan mencapai 69,83 juta perjalanan pada Desember 2019.

Secara umum, pariwisata domestik di Indonesia masih didominasi oleh arus perjalanan wisata di Pulau Jawa. Hal ini dibuktikan dengan 76,54 persen perjalanan wisnus berasal dari Pulau Jawa.

Demikian juga dengan daerah tujuan wisata, di mana sebanyak 75,49 persen dari total perjalanan wisnus berada di Pulau Jawa. Pemulihan wisatawan domestik ini baru terlihat di beberapa provinsi, salah satunya adalah Jawa Timur.

Jumlah perjalanan yang berasal dari Jawa Timur mengalami pertumbuhan paling signifikan dibandingkan tahun 2019 (145,16 persen).

Selain itu, Jawa Timur tercatat sebagai provinsi tujuan dengan peningkatan kedatangan wisatawan domestik paling besar pada 2022, yaitu 134,61 persen dibandingkan 2019.

Berdasarkan provinsi asal, Jawa Timur tercatat memiliki jumlah perjalanan tertinggi pada 2022 sebesar 198,91 juta perjalanan, atau 27,07 persen dari total perjalanan wisnus di Indonesia. Jumlah ini mengalami peningkatan 25,41 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

Selain Jawa Timur, Jawa Barat dan Jawa Tengah juga mencatat perjalanan wisnus yang cukup tinggi, masing-masing sebanyak 128,67 juta perjalanan (17,51 persen) dan 103,99 juta perjalanan (14,15 persen).

Di sisi lain, perjalanan wisnus dari berbagai provinsi di Pulau Sulawesi menunjukkan pertumbuhan yang paling signifikan pada 2022. Hal ini dibuktikan dengan pertumbuhan jumlah wisnus di Sulawesi Tenggara, Sulawesi Barat, dan Sulawesi Selatan, yang masing- masing mencapai 408,32 persen, 217,24 persen, dan 201,68 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

Sebaliknya, terdapat tiga provinsi yang mencatat penurunan jumlah perjalanan wisata dibandingkan tahun 2021. Penurunan jumlah perjalanan tersebut berasal dari DI Yogyakarta, Jawa Tengah, dan Papua Barat, dengan penurunan masing-masing sebesar 23,07 persen, 22,84 persen dan 14,02 persen. (*)

Editor: Marsianus M. M.

Berita Terkait

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *


Top