Surplus Dagang Tembus USD38,7 Miliar, Menkeu: Ekonomi RI Terjaga Kuat

pranusa.id December 20, 2025

FOTO: Purbaya Yudhi Sadewa, Menteri Keuangan RI.

JAKARTA – Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa memastikan bahwa fundamental ekonomi nasional menjelang akhir tahun 2025 tetap terjaga kuat dan berkesinambungan.

Optimisme ini didasari oleh kinerja neraca perdagangan yang mencatatkan surplus signifikan serta daya beli masyarakat yang mulai pulih.

Dalam konferensi pers APBN KiTA di Jakarta, Kamis (18/12/2025), Purbaya memaparkan bahwa neraca perdagangan Indonesia secara kumulatif dari Januari hingga November 2025 mencatat surplus sebesar USD38,7 miliar.

Angka ini melonjak 32,3 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang tercatat sebesar USD29,2 miliar.

“Neraca perdagangan kumulatif itu naiknya sebesar 32,3 persen. Net impact dari perkembangan global ke kita malah membaik. Jadi global terus menopang pemulihan ekonomi kita yang akan semakin cepat,” ujar Purbaya.

Kinerja ekspor tumbuh solid sebesar 5,7 persen secara tahunan (year-on-year), ditopang oleh hilirisasi komoditas bernilai tambah seperti logam dasar, CPO, kimia dasar, dan semikonduktor.

Di sisi lain, impor barang modal berupa peralatan komunikasi dan komputer juga meningkat, yang menurut Menkeu mengindikasikan aktivitas investasi yang sehat.

Manufaktur Ekspansif, Daya Beli Pulih

Selain sektor perdagangan, indikator sektor riil juga menunjukkan tren positif. Purchasing Managers’ Index (PMI) Manufaktur Indonesia pada November 2025 berada di level 53,3.

Angka ini menunjukkan bahwa sektor industri berada di zona ekspansi yang kuat, didorong oleh peningkatan permintaan domestik menjelang momen Natal dan Tahun Baru (Nataru), Imlek, hingga Ramadan di kuartal I 2026.

“PMI naik ke level yang tinggi, mungkin tertinggi sepanjang tahun ini. Artinya produsen melihat permintaan naik sehingga mereka meningkatkan rencana produksinya,” jelasnya.

Dari sisi konsumsi, Menkeu menyoroti inflasi yang terkendali di angka 2,72 persen pada November 2025, masih dalam rentang target pemerintah.

Stabilitas harga ini berdampak langsung pada pemulihan daya beli masyarakat, yang tecermin dari peningkatan penjualan ritel, kendaraan bermotor, hingga konsumsi listrik bisnis.

“Masyarakat sudah agak pulih daya belinya dan sudah belanja lebih tinggi dari sebelumnya. Jadi ekonomi kita kelihatannya sudah mulai ekspansi, mungkin ke arah yang lebih cepat lagi ke depannya,” tambah Purbaya.

Menutup keterangannya, Menkeu menegaskan bahwa APBN akan terus dikelola sebagai instrumen utama untuk stabilisasi dan akselerasi pertumbuhan, sekaligus memperkuat jaring pengaman sosial di tengah dinamika ekonomi global.

Laporan: Nober | Editor: Kristoforus

Rekomendasi untuk Anda
Berita Lainnya
Perkuat Pembangunan Daerah, Ketapang Suntik Modal Bank Kalbar Rp7,5 Miliar
PONTIANAK – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Ketapang kembali menunjukkan komitmen strategisnya…
Mempawah Raih Penghargaan Adiwiyata Provinsi Kalbar 2025
PONTIANAK – Pemerintah Kabupaten Mempawah kembali menorehkan prestasi di bidang…
Sita 4 Ton Sabu dan Gulung 42 Jaringan, BNN Berhasil Ungkap 746 Kasus Sepanjang 2025
JAKARTA – Badan Narkotika Nasional (BNN) menutup tahun 2025 dengan…
Respon Fasilitasi Gubernur, DPRD Ende Ingatkan Bahaya Perkada: Janji Politik Bupati Bisa Gagal
ENDE – Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Ende merespons…
Salurkan Rp10 Miliar ke Sumatera, Ferry Irwandi: Saya Cuma Kurir
JAKARTA – Bencana banjir bandang dan tanah longsor yang melanda sejumlah…