Situasi Keamanan Memburuk, Lebih dari 1.500 Warga Sudan Kembali Mengungsi | Pranusa.ID

Situasi Keamanan Memburuk, Lebih dari 1.500 Warga Sudan Kembali Mengungsi


ILUSTRASI teroris. ISTIMEWA (ndtv.com).

KHARTOUM – International Organization for Migration (IOM) melaporkan bahwa situasi keamanan yang memburuk di Sudan telah memaksa lebih dari 1.500 orang mengungsi dari rumah mereka.

Data tersebut dirilis pada Minggu (2/11/2025), sebagaimana dilansir dari Bernama.

Menurut laporan IOM, gelombang pengungsian terbaru ini berpusat di dua wilayah. Sebanyak 1.205 orang meninggalkan kota Bara dan Umm Ruwaba di Kordofan Utara.

Sementara itu, 360 orang lainnya melarikan diri dari Al-Abbasiya dan Delami di Kordofan Selatan.

IOM menggunakan program Displacement Tracking Matrix untuk memantau pergerakan warga. Di Kordofan Utara, pengungsi terdiri dari 580 orang dari Bara dan 625 orang dari Umm Ruwaba.

Mereka bergerak menuju berbagai lokasi di dalam Kordofan Utara sendiri, serta beberapa menuju kota-kota di negara bagian White Nile.

Gelombang ini menambah jumlah pengungsi sebelumnya, di mana 36.625 orang sudah meninggalkan wilayah tersebut antara 26-31 Oktober.

Di Kordofan Selatan, masing-masing 180 orang melarikan diri dari Al-Abbasiya dan Delami. Perpindahan mereka didominasi ke wilayah lain di negara bagian itu dan menuju Tandalti di White Nile.

Kondisi Kemanusiaan Mendesak

IOM menekankan perlunya bantuan kemanusiaan cepat bagi pengungsi. Banyak warga meninggalkan rumah tanpa membawa barang penting, sehingga kondisi medis dan kebutuhan pangan di kamp-kamp pengungsian mulai kritis. Anak-anak dan perempuan disebut menjadi kelompok yang paling rentan.

Organisasi PBB lainnya turut memperingatkan risiko krisis kemanusiaan yang lebih luas karena kekerasan dan pertempuran bersenjata menyulitkan akses bantuan.

IOM terus memonitor pergerakan pengungsi untuk menyediakan data terkini. Laporan tersebut penting untuk membantu pemerintah dan lembaga internasional merencanakan respons kemanusiaan yang efektif.

Situasi di Sudan menunjukkan eskalasi ketegangan yang berkelanjutan, sehingga komunitas internasional diminta meningkatkan dukungan agar krisis tidak semakin memburuk.

Laporan: Severinus | Editor: Kristoforus

Berita Terkait

Top