Hari Sumpah Pemuda, Anggota DPR: Ini adalah Energi Persatuan Bangsa

JAKARTA – Wakil Ketua Komisi VII DPR RI, Lamhot Sinaga, menegaskan bahwa Hari Sumpah Pemuda harus dimaknai sebagai energi persatuan bangsa dan tidak boleh berhenti sebagai seremonial tahunan belaka.
Lamhot menilai momentum ini penting untuk membangkitkan kembali semangat gotong royong dan kebersamaan generasi muda. Ia menekankan, nilai sejarah Sumpah Pemuda seharusnya diterjemahkan menjadi kontribusi nyata dalam pembangunan nasional.
“Semangat persatuan yang diwariskan oleh para pemuda tahun 1928 harus menjadi energi utama dalam membangun bangsa di tengah tantangan global dan transformasi ekonomi yang sedang dijalankan,” ujar Lamhot di Jakarta, Senin (28/10/2025).
Ia menjelaskan, peran generasi muda kini sangat krusial dalam mempercepat laju pembangunan di berbagai sektor strategis. Dengan kreativitas dan semangat tinggi, pemuda dinilai mampu menghadirkan inovasi yang mendorong kemajuan Indonesia.
Apresiasi Kepercayaan Pemerintah
Lamhot menilai pemerintah telah memberikan ruang yang luas bagi anak muda untuk berkontribusi aktif. Kesempatan tersebut harus digunakan dengan tanggung jawab dan semangat nasionalisme.
“Presiden Prabowo memberi contoh nyata bahwa anak muda bukan hanya masa depan bangsa, tetapi juga penggerak utama saat ini. Banyak posisi penting di pemerintahan diisi oleh generasi muda yang visioner dan berintegritas. Itu membuktikan bahwa negara percaya kepada kemampuan mereka,” kata Lamhot.
Legislator ini menegaskan, semangat pemuda harus diwujudkan dalam kerja konkret yang memperkuat kemandirian nasional, khususnya dalam memperkuat ekonomi, teknologi, dan karakter bangsa yang tangguh.
“Persatuan bukan hanya soal simbol atau slogan, tetapi tentang kolaborasi konkret antara generasi muda di seluruh daerah untuk mewujudkan Indonesia yang maju dan mandiri,” ujarnya.
Tanggung Jawab di Era Digital
Lamhot juga mengingatkan pentingnya menjaga idealisme di tengah derasnya arus digital dan informasi terbuka. Menurutnya, kebebasan berpendapat di ruang publik harus dibarengi tanggung jawab moral terhadap bangsa dan negara.
“Di era media sosial ini, anak muda memiliki kekuatan besar untuk memengaruhi opini publik. Namun kekuatan itu harus digunakan untuk memperkuat nilai-nilai kebangsaan, bukan memecah belah,” katanya.
Lamhot mengajak seluruh pemuda menjadikan Sumpah Pemuda sebagai momentum refleksi dan kebangkitan nasional.
Ia meyakini, semangat satu nusa, satu bangsa, dan satu bahasa tetap relevan bagi pembangunan Indonesia, dan generasi muda adalah motor kemajuan bangsa melalui karya dan pengabdian nyata.
Laporan: Marianus | Editor: Michael




