Saat Megawati Kabulkan Kemauan Jokowi Agar Gibran Maju Wali Kota Solo

pranusa.id October 12, 2023

FOTO: Presiden Jokowi dan Ketua Umum PDIP Megawati.

Laporan: Bagas R. | Editor: Jessica C. Ivanny

PRANUSA.ID– Beberapa hari belakangan, nama Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka, menjadi sorotan publik terkait isu maju sebagai calon wakil presiden (Cawapres) pada Pilpres 2024 berpasangan dengan Prabowo Subianto.

Isu tersebut beriringan dengan informasi rencana Mahkamah Konstitusi (MK) yang akan mengumumkan putusan terkait gugatan ambang batas usia pencalonan capres-cawapres pada Senin, 16 Oktober 2023.

Menanggapi hal tersebut, politisi senior dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Panda Nababan, menyuarakan penolakannya.

Ia menegaskan, apabila Gibran sungguh-sungguh maju menjadi Cawapres Prabowo Subianto, maka secara otomatis putra sulung Presiden Jokowi tersebut keluar dari PDIP.

Panda pun lantas menceritakan kisah saat Ketua Umum Megawati mengizinkan Gibran untuk menjadi calon Wali Kota Solo di tahun 2020 atas permintaan langsung Jokowi. Bahkan keputusan penunjukkan Gibran tersebut sampai melanggar aturan internal partai.

Panda membeberkan bahwa sebenarnya PDIP mempunyai mekanisme di mana pencalonan nama dilakukan melalui penjaringan internal. Hal tersebut kemudian dilakukan PDIP Solo selama 4 bulan mulai dari tingkat ranting, sehingga saat itu muncul dua nama untuk memimpin Kota Solo, yakni Achmad Purnomo dan Teguh.

Termasuk proses pemilihan Wali Kota Solo sebenarnya ada aturan partai minimal telah menjadi kader selama 2 tahun (saat itu Gibran belum memenuhi syarat). Namun Megawati dengan hak prerogratifnya mengabaikan hasil dua poin tersebut karena mengabulkan permintaan Jokowi.

“Tetapi Jokowi meminta langsung Ibu Mega, biar anaknya (Gibran) yang maju. Tapi, karena Mega sayangnya sama Jokowi dengan hak prerogratif itu, diabaikan lah (aturan) itu, diistimewakan,” katanya dilansir dari YouTube CNN Indonesia, Rabu, (11/10/2023).

Untuk ia meminta Gibran jangan terjebak pada nafsu kekuasaan sampai melupakan tata krama dan etika sebagai kader dari partai yang telah membesarkan dirinya dan keluarganya.

“Begitu tragisnya kalau dengan gampang akan ditinggal, kalau Gibran keluar dari PDIP gak kebayang aku etikanya, tata kramanya. Apakah Jokowi dan keluarganya punya karakter seperti itu? Pengorbanan itu dari begitu besar dari PDIP,” tandasnya.

Rekomendasi untuk Anda
Berita Lainnya
Gibran Tinjau Langsung Korban Bencana di Gayo Lues dan Pidie Jaya
JAKARTA – Wakil Presiden (Wapres) Gibran Rakabuming Raka kembali melakukan…
Korupsi Kuota Haji: Usai Periksa Yaqut, KPK Bakal Panggil Gus Alex dan Bos Maktour
JAKARTA – Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) memastikan akan memanggil dua…
Tumbuhkan Budaya Literasi, SMAN 1 Rasau Jaya Gelar Pelatihan Jurnalistik
RASAU JAYA – Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 1 Rasau…
ALPHA dan Pemuda Katolik Komda Aceh Kolaborasi Dukung Siswa Terdampak Bencana
Aceh Tenggara. Alumni Sekolah Katolik Panti Harapan Aceh Tenggara (ALPHA)…
Kepala Suku Mbewuramba Tolak Keras Pembangunan TPST di Bheramari
ENDE – Upaya Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Ende mencari lokasi baru…