
JAKARTA – Bencana banjir bandang dan tanah longsor yang melanda sejumlah wilayah di Sumatera masih menyisakan duka mendalam. Hingga kini, proses pemulihan terus dilakukan di daerah terdampak di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat, yang dilanda bencana besar pada akhir November 2025 lalu.
Di tengah upaya tersebut, influencer Ferry Irwandi turut turun langsung ke lapangan dalam aksi kemanusiaan. Ferry mengaku ingin memastikan bantuan yang dihimpun dari masyarakat benar-benar sampai ke tangan para korban.
Melalui penggalangan donasi, Ferry berhasil mengumpulkan dana hingga sekitar Rp.10 miliar. Dana tersebut kemudian didistribusikan langsung ke berbagai titik terdampak bencana di Sumatera.
“Fokus saya cuma satu, bagaimana bantuan itu bisa tersalurkan,” kata Ferry dalam tayangan YouTube Deddy Corbuzier yang diunggah Jum’at (19/12/2025). Ia menegaskan, dirinya datang ke lokasi semata-mata sebagai relawan.
Menurut Ferry, peran yang ia jalani bukan sebagai tokoh atau figur publik, melainkan hanya sebagai perantara amanah dari masyarakat yang ingin membantu sesama.
“Saya ke sana hanya sebagai kurir. Membawa bantuan dari warga, untuk warga juga,” ujarnya.
Ia menegaskan tidak mengambil sedikit pun dana dari donasi yang terkumpul. Ferry menyebut seluruh dana digunakan sepenuhnya untuk kebutuhan korban bencana.
“Saya tidak mau mengambil satu rupiah pun dari donasi Rp10 miliar itu,” tegasnya.
Selama berada di lokasi bencana, Ferry melihat banyak pihak datang dari berbagai latar belakang. Mulai dari pejabat, tenaga medis, aparat TNI dan Polri, hingga artis dan influencer, semuanya turun membantu tanpa sekat.
“Saya melihat sendiri, banyak yang datang lalu menangis melihat kondisinya,” ungkap Ferry.
Ia mengatakan, suasana di lapangan penuh empati dan kebersamaan. Meski situasi berat, para relawan dan korban saling menguatkan satu sama lain.
“Hampir tidak mungkin ada yang tidak menangis. Tapi di sana kita benar-benar saling bantu,” katanya.
Lebih dari sekadar menyalurkan bantuan logistik, Ferry menilai menjaga kondisi mental para korban juga menjadi hal yang tak kalah penting. Menurutnya, semangat dan ketenangan sangat dibutuhkan di tengah keterbatasan akses dan beratnya situasi pascabencana.
“Yang kami perhatikan juga bagaimana menjaga moral mereka, supaya tetap tenang dan bisa memulihkan wilayahnya bersama-sama,” ujarnya.
Ferry pun menyoroti munculnya narasi-narasi negatif di ruang publik yang dinilai justru berpotensi memperburuk suasana. Ia menegaskan, di lapangan tidak ada perebutan bantuan maupun saling menyalahkan.
“Semuanya kompak, saling bantu. Tidak ada yang ribut soal bantuan,” tuturnya.
Ia pun mengajak masyarakat untuk menghentikan narasi yang dinilai dapat melemahkan solidaritas.
“Berhentilah membuat narasi buruk yang justru menjatuhkan mental kita semua,” pungkas Ferry.
Laporan: Judirho | Editor: Arya