Gerakan Rantai Komang Trip Bersihkan Pantai dan Konservasi Mangrove | Pranusa.ID

Gerakan Rantai Komang Trip Bersihkan Pantai dan Konservasi Mangrove


FOTO: Para peserta Rantai Komang Trip mengikuti agenda reresik pantai, konservasi mangrove, dan diskusi mengenai isu lingkungan hidup

Laporan: Marsianus N.N | Editor: Jessica C. Ivanny

PRANUSA.ID– Sebanyak 50 orang berkumpul di Garduaction, Pesisir Parangkusumo untuk aksi reresik pantai dan konservasi mangrove yang dikemas dalam tajuk Rantai Komang Trip.

Diselenggarakan pada sore hingga malam hari (04/11/2023), para peserta Rantai Komang Trip mengikuti agenda reresik pantai, konservasi mangrove, dan diskusi mengenai isu lingkungan hidup. Para peserta juga berkesempatan nyangkruk bareng warga pesisir.

Atas misi menyelami kehidupan warga pesisir, Rantai Komang Trip menghimpun cerita dari pengalaman hidup para warga dengan beragam latar belakang.

Catatan cerita tersebut di antaranya memuat kegelisahan warga terhadap semakin banyaknya sampah, sekaligus rasa tidak percaya diri untuk memanfaatkan program bank sampah yang dikelola oleh dusun dan komunitas setempat.

Warga lebih nyaman memanfaatkan layanan penjemputan sampah yang secara resmi memang disediakan oleh pemerintah, sekalipun harus membayar biaya retribusi.

Aksi reresik pantai selama 15 menit dapat terkumpul sebanyak 1 kg styrofoam, 3 kg plastik, 2 kg kaleng, 1 kg kertas, dan 3 kg kertas duplek. Jenis sampah yang dikumpulkan dari aksi bersih pantai terbatas pada sampah anorganik yang mampu dikelola oleh komunitas lokal.

Kaleng, kertas, dan kertas duplek akan disetorkan pada industri daur ulang. Sementara, styrofoam akan digunakan untuk pembuatan batako, dan plastik didaur ulang menjadi paving block.

Kedua jenis sampah tersebut merupakan sampah yang ditolak oleh industri daur ulang karena pengelolaannya memerlukan biaya operasional yang besar.

Namun begitu, masih ada para pegiat lingkungan hidup yang mengelolanya secara manual dengan tujuan melakukan edukasi pada publik agar mengurangi sampah yang tidak mudah didaur ulang.

Aksi konservasi mangrove dilakukan selama 15 menit dengan menanam mangrove asosiasi, jenis pandan laut. Daun pandan laut dimanfaatkan oleh sebagian masyarakat pesisir sebagai sumber perekonomian mereka.

Daun pandan laut akan dibersihkan durinya, dijemur, lalu dijual sebagai bahan baku produk kerajinan. Aktivitas tersebut dilakukan oleh masyarakat yang memiliki keterbatasan dalam mengakses pekerjaan di sektor swasta dan keterbatasan modal dalam menciptakan wirausaha yang layak.

Melalui aksi konservasi ini, diharapkan semakin banyak publik yang mampu memahami situasi kehidupan komunitas dan masyarakat di pesisir.

Kolaborasi antara Pusat Studi Perdagangan Dunia (PSPD) UGM dan Suryakanta Institute, aksi Rantai Komang Trip tidak akan berhenti pada seremonial bersih pantai dan penanaman mangrove.

Namun, hasil aksi Rantai Komang Trip yang merupakan rangkaian agenda Circular Economy Forum (CEF) 2023 akan dikawal dalam intervensi kebijakan publik. Agenda tersebut akan dilakukan dalam Dialog Nasional Kebijakan Publik Ekonomi Biru dan International Workshop Public Policy pada akhir tahun 2023.

Direktur PSPD UGM, Riza Noer Arfani menyampaikan bahwasanya pertemuan di Rantai Komang Trip dapat menjadi refleksi diri masing-masing agar lebih peka untuk bertindak tanpa merusak alam.

Ia menekankan konsep ekonomi sirkular kini tengah marak digaungkan sebagai cara menjaga keseimbangan alam, dapat dipraktikan dalam ranah individu.

“Setiap orang harus memastikan proses konsumsinya tidak lagi menghasilkan limbah terbuang, namun memastikan limbah tersebut siap dikelola sebagai bahan baku produk baru,” katanya.

Rantai Komang Trip juga dihadiri oleh pembina Suryakanta Institute, I.G.K. Manila, yang membagikan cerita perjuangannya dalam membela lingkungan hidup. Ia berpesan kepada seluruh peserta, sebagai generasi muda harus memahami terjadinya eksploitasi alam secara terus menerus. ‘

“Kita tidak berada di Kalimantan, namun harus menyadari bagaimana hutan-hutan di sana terus dihabisi’, tandasnya.

Melalui kegiatan ini, ia berharap semakin banyak anak-anak muda yang tergerak untuk memperjuangkan kelestarian alam.

Berita Terkait

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *


Top