Luhut: Indonesia Berpotensi Masuk Jajaran Ekonomi Terbesar ke-4 di Dunia | Pranusa.ID

Luhut: Indonesia Berpotensi Masuk Jajaran Ekonomi Terbesar ke-4 di Dunia


FOTO:.Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan. (Reuters/Darren Whiteside)

Laporan: Rial | Editor: Bagas R.

PRANUSA.ID– Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut B. Pandjaitan mengatakan bahwa untuk mencapai visi Indonesia Emas 2045, Indonesia perlu mengupayakan pembangunan yang konsisten dan berkelanjutan.

Ia juga menyampaikan bahwa Indonesia berpotensi menjadi negara dengan ekonomi terbesar ke – 4 di dunia. Hal ini disampaikan saat menghadiri Jakarta Futures Forum di JW Marriot Jakarta sebagai keynote speaker, Jumat (3-5-2024).

“Dengan sumber daya yang dimiliki, Indonesia berpotensi menjadi negara dengan ekonomi terbesar ke – 4 di dunia pada tahun 2024. Tidak hanya sumber daya alam, bentang alam yang luas, jumlah penduduk yang besar, dan lokasi yang strategis, Indonesia juga menjadi sumber daya yang dapat dimanfaatkan untuk mendorong percepatan perekonomian nasional,” ujar Luhut.

Menurutnya, ada lima aspek penting untuk mencapai Indonesia emas 2045, Indonesia perlu berada di top 5 negara dengan ekonomi teratas di dunia, mengurangi kemiskinan menjadi 0,5 – 0,8%.

Selain itu Indonesia perlu memiliki indeks kekuatan global berada di 15 negara teratas di dunia, indeks sumber daya manusia menjadi 0,73, dan mengurangi intensitas gas rumah kaca hingga 93,5%.

Luhut juga menyampaikan bahwa walaupun Indonesia menghadapi tantangan global, stabilitas perekonomian Indonesia tetap terjaga.

“Seperti yang terjadi pada mayoritas mata uang negara lain, nilai tukar rupiah juga melemah. Meski demikian, pelemahan rupiah masih pada level terkendali dengan inflasi yang rendah. Saya pikir Indonesia masih lebih baik dari negara lain,” tuturnya.

Luhut menegaskan pemerintah tidak hanya mengembangkan ekosistem tetapi juga membangun ekosistem. Oleh karena itu, pemerintah melakukan hilirisasi baik untuk nikel maupun rumput laut.

Rumput laut merupakan salah satu komoditas unggulan Indonesia yang memiliki manfaat besar bagi ekonomi, kesejahteraan masyarakat, terutama di pesisir, dan lingkungan.

Rumput laut diolah menjadi biostimultan, pangan, bioplastik, dan biofuel. Saat ini harga rumput laut mencapai 1.000 – 2.000 USD/ton.

Luhut turut menyampaikan pemerintah telah mengakselerasi pengembangan industri laut secara komprehensif dan terukur. Dalam hal ini, Kemenko Marves bersama BRIN, KKP, Sea6, Prospera, MTCRC, Konservasi Indonesia, dan Universitas Mataram membuat pilot project rumput laut dengan skala besar di Teluk Ekas.

Selain mengembangkan hilirisasi, dalam satu dekade ini Indonesia secara konsisten meningkatkan konektivitas baik di darat, udara, maupun laut.

Indonesia telah melakukan percepatan pembangunan jalan tol dalam sembilan tahun ini, seperti Jalan Tol Trans Jawa dan Jalan Tol Trans Sumatra.

“Indonesia memiliki rencana pembangunan tol dengan total 18.000 km yang menghubungkan kota-kota di Indonesia pada tahun 2050,” imbuh Luhut.

Upaya lainnya yang dilakukan oleh pemerintah, yaitu pengembangan Government Technology atau GovTech.

Program ini untuk meningkatkan efisiensi dan keefektifitas pekerjaan pemerintah. Luhut mengatakan bahwa program ini akan menggabungkan pelayanan publik yang terintegrasi dan infrastruktur publik.

Pelayanan ini fokus pada bidang pendidikan, kesehatan, pelayanan SIM, KTP, dan sebagainya.

“Segera, kami akan memiliki GovTech. Saya pikir, saya dalam tanggung jawab ini. Pada akhir tahun ini, semua 27.000 aplikasi yang kami punya di dalam perusahaan dan institusi, kami gabungkan pada satu saja.  Dan juga, kami akan memiliki satu satu digital ID, yang menunjukkan efisiensi,” tegasnya.

Berita Terkait

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *


Top