Pendapatan Naik, Laba Usaha Bumi Resources Melesat Lebih dari 200% | Pranusa.ID

Pendapatan Naik, Laba Usaha Bumi Resources Melesat Lebih dari 200%


JAKARTA, Pranusa.ID — PT Bumi Resources Tbk (IDX: BUMI), eksportir batu bara termal terbesar di dunia, berhasil menjaga kinerja operasional positif pada sembilan bulan pertama tahun 2025 (9M 2025) meski tekanan harga komoditas global masih tinggi. Perusahaan membukukan pendapatan US$ 1,04 juta, tumbuh 11,9% dibandingkan periode sama tahun sebelumnya, serta mencatat laba usaha yang melonjak 231,9% menjadi US$ 84,4 juta.

Kinerja tersebut mencerminkan efektivitas strategi efisiensi biaya dan pengendalian operasi yang diterapkan perusahaan, di tengah penurunan harga Free on Board batu bara rata-rata menjadi US$ 60,4 per ton, atau turun 18% dibandingkan tahun 2024.

“Meskipun menghadapi kondisi pasar yang menantang dan harga batu bara yang menurun, Bumi Resources berhasil mencatatkan profitabilitas operasional yang positif dengan margin yang membaik berkat efisiensi dan pengelolaan biaya yang disiplin,” demikian pernyataan resmi manajemen Bumi Resources.

Secara operasional, produksi batu bara mencapai 54,9 juta ton atau turun 4%, sementara penjualan tercatat 54,5 juta ton atau hanya turun 2% dibandingkan tahun sebelumnya. Rasio kupasan tanah (strip ratio) membaik dari 8,7 kali menjadi 8,1 kali, menunjukkan efisiensi kegiatan tambang yang lebih tinggi.

Perusahaan juga mencatat laba bersih sebesar US$ 60,1 juta, dengan porsi US$ 29,4 juta dapat diatribusikan kepada pemegang saham induk.

Perusahaan menyebut terus menjaga efisiensi operasional dan memperkuat ketahanan rantai pasok, sekaligus membuka ruang diversifikasi ke sektor mineral penting sebagai bagian dari strategi jangka panjang.

Bumi Resources memproyeksikan volume penjualan batu bara tahun penuh 2025 berada di kisaran 73–75 juta ton, dengan harga rata-rata US$ 59–61 per ton dan biaya produksi tunai US$ 41–43 per ton.

Selain merilis kinerja 9M 2025, perusahaan juga menjadwalkan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada 19 November 2025, serta akan menggelar Paparan Publik Tahunan dan earnings call untuk memaparkan hasil bisnis kepada investor dan publik.

Langkah efisiensi dan transparansi ini dinilai penting untuk menjaga kepercayaan investor di tengah volatilitas harga komoditas dan tren global dekarbonisasi yang mendorong perusahaan tambang melakukan transformasi jangka panjang.

(Pewarta/Editor: Thomas Robiana Sembiring)

 

Berita Terkait

Top