Kuasai Komputer Diplomat Indonesia, Mata-mata Siber dari Cina Sangat Berbahaya
PRANUSA.ID — Komputer milik seorang diplomat Indonesia di Canberra, Australia diduga telah dikuasai peretas sebelum mereka terungkap hendak melancarkan serangan mata-mata siber ke kantor pemerintahan Australia.
Pada 3 Januari 2020, keberadaan dan motif peretasan diketahui setelah sebuah email terkirim dari komputer itu. Seorang pekerja bernama Mark McGowan di kantor kepala pemerintahan (premier) negara bagian Australia Barat seharusnya mendapat email tersebut.
Namun, karena ada kesalahan penulisan alamat yang dituju membuat server kantor tidak dapat menemukan alamat yang dituju. Diplomat tersebut kemudian merasa janggal dan hal itu terbukti. Email tersebut merupakan kiriman dari hacker yang telah menyisipkan program jahat Aria-body, perangkat yang membuat komputer sang diplomat dan isinya dikuasai dari jarak jauh.
Check Point Software Technologies, perusahaan keamanan siber berbasis di Israel menemukan serangan peretasan tersebut dan menyebut Aria-body adalah perangkat mata-mata siber baru yang sangat berbahaya asal Cina.
Berbahaya karena Aria-body memiliki akses untuk menunggang dokumen Microsoft Word dan arsip atau file tak berbahaya lainnya ke target.
“Dalam kasus 3 Januari lalu, Aria-body berusaha membonceng kiriman email dengan lampiran dokumen tentang isu kesehatan dan ekologi dalam format Word,” kata Kepala Tim Cyberthreat Intelligence di Check Point, Lotem Finkelstein pada 7 Mei 2020.
Bahkan, hacker dapat membaca apa yang sedang ditulis pengguna komputer yang dikuasainya secara real time dengan key-logger pada Aria-body.
“Aria-body juga bisa melakukan konfigurasi dari jarak jauh untuk mengubah ciri di antara serangan-serangan sehingga tak mudah dilacak.”
Sementara itu, disebutkan bahwa operatornya adalah kelompok Naiko. Serangannya juga terdapat di Indonesia, Vietnam, Filipina, Malaysia, dan negara tetangga Cina yang lain. (*)
Penulis: Jessica Cornelia