Komisi XI DPR RI Tinjau Pengembangan Vaksin Covid-19 “Nusantara” di Semarang

pranusa.id February 16, 2021

Komisi XI DPR RI mengunjungi RSUP dr. Kariadi Semarang untuk meninjau perkembangan vaksin Nusantara, yang diprakarsai dr. Terawan, mantan Menteri Kesehatan. Pimpinan rombongan yang juga Wakil Ketua Komisi IX DPR RI Emanuel Melkiades Laka Lena menyebut bahwa pihaknya datang untuk meninjau serta memastikan bahwa pengembangan dan rencana produksi vaksin tersebut dapat berjalan sesuai ketentuan.

“Kami ke sini melihat pengembangan Vaksin Nusantara ini dikembangkan di RSUP dr Kariadi” kata Melki, demikian pimpinan Komisi IX tersebut biasa disapa menyampaikan kabar kepada media  baru-baru ini, sebagaimana dikutip oleh Detik.

Melki pun menyebut bahwa dari kunjungan itu, pihaknya memastikan proses telah sesuai ketentuan dan bisa diproduksi sesuai sesuai ketentuan produksi vaksin.

Sebagaimana diberitakan sebelumnya, dr. Terawan Agus Putranto, mantan Menteri Kesehatan tengah menyiapkan vaksin Nusantara untuk Covid-19 yang saat ini memasuk uji klinis fase II. Kehadiran vaksin ini akan menambah vaksi karya bangsa sendiri selain vaksin merah putih.

Terawan menyebut bahwa kerja sama pengembangan dan uji klinis vaksin ini antara PT. Rama Emerald Multi Sukses (Rama Pharma), Universitas Diponegoro (Undip), RSUP dr. Kariadi Semarang bersama AIVITA Biomedical dari Amerika Serikat.

Menggunakan teknologi sel Dendritik, vaksin disebut hanya diperuntukkan bagi satu orang sehingga aman bagi yang memiliki komorbid. Terawan yang menjadi bagian dari pemrakarsa vaksin Nusantara ini turut melihat persiapan uji klinis fase II baru-baru ini di di RSUP dr. Kariadi Semarang.

“Vaksin berbasis dendritik sel. Dikenalkan dengan antigen COVID- 19 jadi punya memori COVID-19. Proses simpel dengan inkubasi seminggu kemudian jadi vaksin individual dan disuntikkan,” jelas Terawan.

Terawan menyebut bahwa uji klinis I telah selesai dengan baik. Hasilnya imunitas yang dihasilkan juga baik begitu pun untuk faktor safety dari pasien. Menurutnya dari 30 pasien dalam uji klinis tersebut imunogenitasnya baik.

Vaksin yang dikembangkan dari sel dendritik autolog atau komponen sel darah putih yang lalu dipaparkan dengan antigen protein S dari SARS-COV-2. Selanjutnya sel dendritik yang telah mengenal antigen lalu diinjeksikan kembali ke dalam tubuh. Sel ini lalu akan memicu sel –sel imun dalam tubuh dan membentuk sistem pertahanan memori terhadap SARS COV-2.

Terawan pun menjelaskan bahwa konsep vaksinasi general diubah menjadi personal karena kondisi komorbid tiap individu berbeda. Kendati demikian ia memastikan bahwa produksi massal tetap bisa dilakukan walau sifat dari vaksinasi sendiri individual. Produksi vaksin ini menurutnya bahkan bisa mencapai 10 juta dalam sebulan.

Rekomendasi untuk Anda
Berita Lainnya
Pasca Insiden Tambang PT SRM, Imigrasi Ketapang Amankan 29 WNA China
KETAPANG – Kantor Imigrasi Kelas II Non-TPI Ketapang bergerak cepat…
Bantah Terima Rp809 Miliar, Kuasa Hukum: Nadiem Tidak Diuntungkan Sepeser Pun
JAKARTA – Tim penasihat hukum mantan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset,…
Belanja Produk Lokal Tembus Rp415 Triliun, Pertamina Raih Juara P3DN 2025
JAKARTA – PT Pertamina (Persero) kembali mengukuhkan posisinya sebagai lokomotif…
Bantu Korban Bencana Sumatera, Pemerintah Bebaskan Bunga KUR hingga Hapus Utang
JAKARTA – Pemerintah mengambil langkah strategis untuk meringankan beban ekonomi…
Malaysia Perketat Lisensi Medsos dan Larang Pengguna di Bawah 16 Tahun
KUALA LUMPUR – Pemerintah Malaysia mengambil langkah tegas dalam mengatur…