Terawan Kembali, Siapkan Vaksin “Nusantara” yang Aman Bagi Pemilik Komorbid
Sekian lama tak terdengar kabarnya. dr. Terawan Agus Putranto, mantan Menteri Kesehatan datang kembali membawa kabar baik. Pihaknya dikabarkan tengah menyiapkan vaksin Nusantara untuk Covid-19 yang saat ini memasuk uji klinis fase II. Kehadiran vaksin ini akan menambah vaksi karya bangsa sendiri selain vaksin merah putih.
Sebagaimana dilaporkan oleh Detik.com, Terawan menyebut bahwa kerja sama pengembangan dan uji klinis vaksin ini antara PT. Rama Emerald Multi Sukses (Rama Pharma), Universitas Diponegoro (Undip), RSUP dr. Kariadi Semarang bersama AIVITA Biomedical dari Amerika Serikat.
Menggunakan teknologi sel Dendritik, vaksin disebut hanya diperuntukkan bagi satu orang sehingga aman bagi yang memiliki komorbid. Terawan yang menjadi bagian dari pemrakarsa vaksin Nusantara ini turut melihat persiapan uji klinis fase II baru-baru ini di di RSUP dr. Kariadi Semarang.
“Vaksin berbasis dendritik sel. Dikenalkan dengan antigen COVID- 19 jadi punya memori COVID-19. Proses simpel dengan inkubasi seminggu kemudian jadi vaksin individual dan disuntikkan,” jelas Terawan.
Terawan menyebut bahwa uji klinis I telah selesai dengan baik. Hasilnya imunitas yang dihasilkan juga baik begitu pun untuk faktor safety dari pasien. Menurutnya dari 30 pasien dalam uji klinis tersebut imunogenitasnya baik.
Vaksin yang dikembangkan dari sel dendritik autolog atau komponen sel darah putih yang lalu dipaparkan dengan antigen protein S dari SARS-COV-2. Selanjutnya sel dendritik yang telah mengenal antigen lalu diinjeksikan kembali ke dalam tubuh. Sel ini lalu akan memicu sel –sel imun dalam tubuh dan membentuk sistem pertahanan memori terhadap SARS COV-2.
Terawan pun menjelaskan bahwa konsep vaksinasi general diubah menjadi personal karena kondisi komorbid tiap individu berbeda. Kendati demikian ia memastikan bahwa produksi massal tetap bisa dilakukan walau sifat dari vaksinasi sendiri individual. Produksi vaksin ini menurutnya bahkan bisa mencapai 10 juta dalam sebulan.
Sejauh ini banyak proses sudah dilakukan untuk pengembangan vaksin. Di antaranya melalui penetapan Tim Penelitian Uji Klinis Vaksin Sel dendritik oleh Kemenkes KMK No. HK.01.07/MENKES/2646/2020 yang kemudian dilanjutkan dengan penyuntikan uji klinis fase pertama. Selanjutnya dalam periode dilakukan monitoring dan evaluasi. Terawan pun berharap bahwa dengan hadirnya vaksin ini nanti akan membuat Indonesia dapat sejajar dengan negara lain pengembangan vaksin Corona.
“Ini buatan Indonesia. Kita bisa jadi sejajar dengan negara lain,” tegasnya.