Ekonomi Kalbar Tumbuh 4,65 Persen, Triwulan II & III Diprediksi Lebih Tinggi
PRANUSA.ID — Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat ekonomi Kalimantan Barat triwulan I-2023 terhadap triwulan I-2022 mengalami pertumbuhan sebesar 4,65 persen (year on year-y-on-y).
Menanggapinya, Pengamat Ekonomi Universitas Tanjungpura Profesor Eddy Suratman menilai pertumbuhan ekonomi Kalimantan Barat pada triwulan pertama tersebut salah satunya dipengaruhi oleh belanja pemerintah yang belum optimal.
Menurutnya, belum optimalnya belanja pemerintah menyebabkan anggaran pemerintah belum terserap dan proyek yang direncanakan belum bisa dieksekusi.
“Pertumbuhan ekonomi Kalbar pada angka 4,65 persen ini menurut saya masih normal karena memang pada triwulan I belum ada belanja yang terlalu besar dari pemerintah, biasanya baru proses administrasi saja,” ujar Eddy Suratman di Pontianak, Minggu (7/5/2023).
Menurutnya, pertumbuhan ekonomi Kalbar akan lebih tinggi pada triwulan II, III dan IV. Sejalan dengan hal tersebut, Eddy memperkirakan konsumsi rumah tangga akan besar pada triwulan II 2023.
“Mulai April kan sudah masuk triwulan II sehingga eksekusi belanja itu akan semakin banyak ditambah perhitungan Ramadhan dan Lebaran yang pengeluarannya cukup besar. Jadi kemungkinan konsumsi rumah tangga akan besar setelah triwulan II. Inilah yang akan mendorong pertumbuhan ekonomi,” kata dia.
Ia juga memprediksi pertumbuhan ekonomi di Kalbar pada triwulan II bisa berada di atas 5 persen didorong oleh konsumsi rumah tangga yang besar dan proyek pemerintah yang mulai bergerak.
Kemudian terkait dengan sektor pendukung, ia menjelaskan ada tiga sektor yang bisa dimaksimalkan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi Kalbar.
“Yang kita andalkan di Kalbar ini kan ada tiga yaitu pertanian, perdagangan dan industri pengolahan. Ketiga sektor ini bisa kita maksimalkan karena kontribusinya yang besar untuk Kalbar,” katanya.
Lebih lanjut, Eddy menjelaskan terkait dengan perekonomian Kalimantan Barat triwulan I-2023 dibanding triwulan IV-2022 terkontraksi sebesar 0,59 persen (q-to-q).
Menurut Eddy, pada umumnya, kecenderungan triwulan IV akan tinggi pertumbuhan ekonominya dibandingkan triwulan I tahun berikutnya sehingga terjadi kontraksi.
“Tentu saja karena triwulan IV itu 2022 sedang tinggi-tingginya pertumbuhan ekonomi, karena belanja pemerintah itu eksekusinya maksimal saya kira bisa lihat setiap tahun anggaran, triwulan ke IV itu diburu seluruh proyek agar selesai, sehingga pembayaran proyek itu terjadi di triwulan ke empat,” terang Eddy.
“Kalau lihat tahun sebelumnya pola kurang lebih seperti itu,” pungkas Eddy.
Sebagai informasi, catatan BPS menunjukkan ekonomi Kalimantan Barat triwulan I-2023 terhadap triwulan I-2022 mengalami pertumbuhan sebesar 4,65 persen (year on year-y-on-y).
Dikutip dari Pontianak Post, dari sisi produksi, Lapangan Usaha Pengadaan Listrik dan Gas mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 27,58 persen. Dari sisi pengeluaran, pertumbuhan tertinggi dialami oleh Komponen Pengeluaran Konsumsi Pemerintah (PK-P) yaitu sebesar 14,05 persen.
“Pertumbuhan terjadi pada sebagian besar lapangan usaha,” kata Ketua Tim Neraca Produksi dan Pengeluaran Badan Pusat Statistik Kalimantan Barat, Preatin di Pontianak, Minggu (7/5/2023).
Adapun lapangan usaha lainnya yang mengalami pertumbuhan di atas 10 persen yakni Real Estate sebesar 17,38 persen, Administrasi Pemerintah, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib sebesar 13,83 persen, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial sebesar 12,15, Perdagangan Besar dan Eceran Reparasi Mobil dan Sepeda Motor sebesar 11,82, Informasi dan Komunikasi sebesar 11,80 persen, dan Jasa Lainnya sebesar 11,49 persen.
“Sedangkan lapangan usaha yang mengalami kontraksi adalah Pertambangan dan Penggalian sedalam 24,44 persen,” sebut Preatin.
Sementara itu ekonomi Kalimantan Barat triwulan I-2023 dibanding triwulan IV-2022 (q-to-q) mengalami kontraksi sebesar 0,59 persen. Kontraksi terjadi pada beberapa lapangan usaha, dengan kontraksi terdalam dialami lapangan usaha konstruksi, pertambangan, dan penggalian yang terkontraksi sebesar 13,63 persen dan 7,55 persen.
Sedangkan lapangan usaha yang mengalami pertumbuhan adalah jasa kesehatan dan kegiatan sosial sebesar 9,96 persen, jasa keuangan dan asuransi sebesar 5,18 persen, perdagangan besar dan eceran, dan reparasi mobil dan sepeda Motor sebesar 4,54 persen.
Lalu jasa lainnya sebesar 3,31 persen, real estate sebesar 2,17 persen, pengadaan listrik dan gas sebesar 0,76 persen, pengadaan air, pengelolaan sampah, limbah dan daur ulang sebesar 0,57 persen. Kemudian penyediaan akomodasi dan makan minum sebesar 0,56 persen, dan jasa pendidikan sebesar 0,35 persen serta informasi dan komunikasi sebesar 2,17 persen.
Preatin menambahkan lapangan usaha pertanian, kehutanan, dan perikanan yang memiliki peran dominan juga mengalami pertumbuhan sebesar 4,11 persen. Struktur PDRB Kalimantan Barat menurut lapangan usaha atas dasar harga berlaku triwulan I-2023 tidak menunjukkan perubahan berarti.
“Perekonomian Kalimantan Barat masih didominasi Lapangan Usaha Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan sebesar 22,09 persen, diikuti oleh Industri Pengolahan sebesar 15,75 persen, Perdagangan Besar dan Eceran Reparasi Mobil dan Motor sebesar 14,10 persen, dan Konstruksi sebesar 12,26 persen, Peranan keempat lapangan usaha tersebut dalam perekonomian Kalimantan Barat mencapai 64,19 persen,” terang Preatin.
Lebih lanjut Preatin menyebutkan perekonomian Kalimantan Barat berdasarkan besaran Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku triwulan I-2023 mencapai Rp 66.350,99 miliar dan atas dasar harga konstan 2010 mencapai Rp 37.788,38 miliar.
Lalu struktur ekonomi Kalimantan Barat pada triwulan I-2023 didominasi oleh Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan sebesar 22,09 persen, Industri Pengolahan 15,75 persen, Perdagangan Besar dan Eceran, dan Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 14,10 persen dan Konstruksi 12,26 persen.
Sementara dari sisi Pengeluaran didominasi oleh Komponen Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga (PK-RT) yaitu sebesar 48,94 persen, Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) sebesar 30,77 persen, Pengeluaran Konsumsi Pemerintah (PK-P) sebesar 10,40 persen dan Ekspor Barang dan Jasa sebesar 16,75 persen. (*)
Editor: Severinus THD