Elon Musk Dituntut atas Tuduhan Diskriminasi dan Pelecehan Seksual
PRANUSA.ID — Seorang pemegang saham Tesla Inc, Solomon Chau, menggugat CEO Elon Musk dan jajarannya atas tuduhan pengabaian penanganan keluhan tentang diskriminasi rasial dan pelecehan seksual di tempat kerja.
Pemegang saham itu juga menuduh Elon Musk dan jajarannya telah menimbulkan “budaya tempat kerja yang beracun.”
Gugatan pada pertengahan pekan ini adalah yang terbaru terhadap Tesla.
“Tesla telah menciptakan budaya kerja beracun yang didasarkan pada pelecehan dan diskriminasi rasis dan seksis terhadap karyawannya sendiri,” kata Solomon Chau, dilansir Antara, Minggu (19/6/2022).
“Lingkungan kerja yang beracun ini telah berlangsung secara internal selama bertahun-tahun, dan baru belakangan ini kebenaran tentang budaya Tesla muncul,” tutur dia.
Ia melanjutkan, budaya tempat kerja Tesla yang beracun telah menyebabkan kerugian finansial dan kerusakan yang tidak dapat diperbaiki pada reputasi perusahaan. Tesla tidak segera menanggapi komentar.
Kendall Law Group PLLC, pengacara yang mewakili Chau, juga belum menanggapi komentar lebih lanjut.
Tesla sebelumnya mengatakan perusahaan tidak mentolerir diskriminasi dan telah mengambil langkah-langkah untuk mengatasi keluhan pekerja.
Gugatan itu menuduh para terdakwa yaitu Musk dan 11 anggota dewan Tesla serta perusahaan, telah melanggar kewajiban fidusia mereka dengan gagal mengatasi dan memperbaiki bendera merah mengenai laporan internal diskriminasi dan pelecehan.
“Hal ini menyebabkan Tesla kehilangan karyawan berkualitas tinggi dan mengeluarkan biaya untuk membela kasus dan menyelesaikan denda atas pelanggaran,” katanya dalam gugatan. (*)
Editor: Jessica C.