Korban Jiwa Akibat Banjir Sri Lanka Terus Bertambah, 465 Tewas dan 366 Hilang

KOLOMBO – Jumlah korban meninggal akibat banjir dan tanah longsor yang melanda Sri Lanka terus bertambah. Bencana besar yang dipicu hujan lebat ekstrem akibat Siklon Ditwah selama akhir pekan lalu ini dilaporkan telah merenggut ratusan jiwa.
Otoritas Sri Lanka melaporkan sedikitnya 465 orang meninggal dunia, sementara 366 lainnya masih dinyatakan hilang per Rabu (3/12/2025).
Pemerintah Sri Lanka, seperti dilansir AFP, menyatakan harapan untuk menemukan korban hilang dalam kondisi selamat kini semakin tipis.
Banjir yang sempat merendam sejumlah kawasan di ibu kota Kolombo dilaporkan mulai surut pada Rabu waktu setempat.
Namun, wilayah yang paling terdampak parah adalah area perbukitan.
Meskipun demikian, upaya penyelamatan dan pemulihan masih menghadapi tantangan berat, terutama karena beberapa daerah terdampak paling parah masih sulit dijangkau.
Bencana ini diperkirakan berdampak pada lebih dari 1,5 juta warga Sri Lanka. Dari jumlah tersebut, sekitar 200.000 orang terpaksa mengungsi dan kini ditampung di pusat-pusat penampungan yang dikelola pemerintah.
Komisioner Jenderal Layanan Esensial Sri Lanka, Prabath Chandrakeerthi, mengatakan bahwa negara itu membutuhkan dana sangat besar untuk membangun kembali wilayah terdampak.
“Perkiraan awal kami adalah kita akan membutuhkan sekitar US$6 hingga 7 miliar untuk rekonstruksi,” ujarnya.
Pemerintah Sri Lanka kini fokus memulihkan infrastruktur kritis, termasuk rumah warga, fasilitas industri, hingga jaringan jalan yang rusak akibat bencana terbesar yang melanda negara itu dalam beberapa tahun terakhir.
Laporan: Marianus | Editor: Arya




