Gus Yahya Jadi Ketum PBNU, Novel: Indonesia Bisa Semakin Gaduh! | Pranusa.ID

Gus Yahya Jadi Ketum PBNU, Novel: Indonesia Bisa Semakin Gaduh!


FOTO: Wasekjen PA 212, Novel Bamukmin. (ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan)

PRANUSA.ID– Wasekjend Persaudaraan Alumni atau PA 212, Novel Bamukmin memberikan komentar pedas atas terpilihnya Yahya Cholil Staquf alias Gus Yahya sebagai Ketua Umum Pengurus Besar

Nahdlatul Ulama (PBNU) untuk periode 2021 hingga 2026.

Menurutnya, NU telah membuat kesalahan dengan memenangkan Gus Yahya pada Muktamar NU ke-34 yang berlangsung di Lampung, Jumat (24/12/2012). Novel pun berujar bahwa terpilihnya Gus Yahya dengan 337 suara itu membuat NU mengalami krisis kepemimpinan. Bahkan, ia menyebut penetapan Gus Yahya sebagai Ketua Umum PBNU adalah musibah besar.

“Inalillahi wa innailihi rajiun, NU telah mendapat musibah yang besar, yaitu krisis kepemimpinan karena yang menjadi Ketum PBNU saat ini bisa dirasakan,” kata Novel Bamukmin, Sabtu 25 Desember 2021.

Novel menilai, sosok Gus Yahya sangat jauh dari nilai-nilai Islam yang rahmatan lil alamin dan sangat berbahaya untuk keutuhan umat Islam di Indonesia.

“Karena (Gus Yahya) sangat kental dengan sarat paham sepilisnya yang sesat mengatasnamakan agama dan otomatis mengatasnamakan NU,” terangnya.

Lebih jauh, Novel menambahkan, ada banyak kiai-kiai NU yang pemahaman agamanya lebih baik, lebih lurus dan istikamah dari Gus Yahya. Sayangnya, menurut Novel, mereka tak terlalu terkenal lantaran namanya tergerus kekuatan politik dan uang yang dimainkan para oknum organasiasi.

“Ormas Islam (NU) ini dalam menentukan pimpinan diduga kuat bermain dengan sogok-menyogok dan diduga melibatkan aseng dan asing kafir,” terangnya.

Novel memprediksi, terpilihnya Gus Yahya sebagai Ketum NU berikutnya membuat situasi Indonesia makin gaduh dan terpecah di masa depan. Itulah mengapa, dia meminta umat Islam di Tanah Air untuk tak terjebak pada kepemimpinan yang dirasa sesat dan menyesatkan.

“Untuk itu, umat Islam agar jeli mengambil langkah yang tepat dalam menentukan sikap keagamaannya jangan sampai mengikuti pemimpin yang sesat dan menyesatkan,” kata Novel Bamukmin.

 

Laporan: Bagas R

Editor: Jessica C. Ivanny

Berita Terkait

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *


Top