Inspirasi Mulia dari Muliawan Margadana untuk Generasi Muda Katolik | Pranusa.ID

Inspirasi Mulia dari Muliawan Margadana untuk Generasi Muda Katolik


JAKARTA — Suasana sukacita dan penuh kebanggaan mewarnai momen pemberian medali kehormatan Pro Ecclesia et Pontifice (Bagi Gereja dan Kepausan) Paus Leo XII di Kedutaan Besar Vatikan Jakarta pada Selasa (11/11/2025) lalu. Tokoh-tokoh Indonesia yang dinilai berperan dalam membawa semangat pelayanan bagi bangsa dan kepausan mendapatkan apresiasi dari Paus Leo XIV atas keterlibatan mereka mengawal perjalanan apostolik mendiang Paus Fransiskus yang sukses di Indonesia.

Muliawan Margadana, salah satu tokoh penerima medali itu tak dapat menyembunyikan rasa syukurnya.
“Terima kasih dan rasa syukur atas anugerah medali Pro Ecclesia et Pontifice dari Bapa Suci Paus Leo XIV,” ungkapnya melalui media sosial pribadinya.

Muliawan pun berharap dapat menjaga semangat dari penghargaan besar yang turut dihadiri oleh Menteri Agama Republik Indonesia Nasarudin Umar, Ignatius Kardinal Kardinal Suharyo, para Duta Besar, dan Uskup tersebut.

“Mohon doa agar kiranya dapat menjaga medali terhormat Tahta Suci yang pertama kali diberikan pada tahun 1988 oleh Paus Leo XIII dan kemudian dipermanenkan pada tahun 1889,” jelasnya.

Muliawan sendiri menerima penghargaan tersebut sebagai bagian dari kiprah dan pengabdiannya sebagai Ketua Panitia Pelaksana Perayaan Ekaristi bersama Paus Fransiskus di Gelora Bung Karno yang menghadirkan puluhan ribu umat Katolik dari seluruh Indonesia pada September 2024 lalu. Momen yang akan menjadi sejarah besar bagi umat Katolik Indonesia.

Muliawan sendiri merupakan sosok profesional yang banyak terlibat dan berkiprah dalam pelayanan gereja Katolik. Sosoknya yang merupakan salah satu kader terbaik baret hitam PMKRI Cabang Bandung Santo Thomas Aquinas dan pernah menjadi Ketua Presidium Pengurus Pusat Ikatan Sarjana Katolik (ISKA) serta kini Ketua Umum Lembaga Pembinaan dan Pengembangan Pesparani Katolik Nasional, patut menjadi inspirasi yang mulia bagi banyak generasi muda Katolik.

Jejak rekam serta pengabdiannya bagi gereja dan bangsa, memberi contoh bagi generasi muda tentang bagaimana kaderisasi dibangun pada dasar integritas serta totalitas pengabdian untuk sepenuhnya kepentingan gereja dan bangsa.

Duta Besar Vatikan untuk Indonesia, Mgr. Piero Pioppo, dalam pesannya setelah menerimakan medali kehormatan tersebut, menyampaikan makna mendalam dari penghargaan tersebut. Menurutnya penghargaan bagi para tokoh dari Indonesia ini merupakan apresiasi pula atas semangat umat Katolik Indonesia yang bersatu dalam karya bersama Bapa Suci.

“Penghargaan ini bukan hanya tanda kehormatan pribadi, tetapi juga pengakuan atas semangat umat Katolik Indonesia yang bekerja dalam kesatuan dan cinta terhadap Gereja serta Bapa Suci,” ujar Mgr. Pioppo.

Pegiat komunitas Wahidin54 yang merupakan gerakan pendidikan dan penyokong kaderisasi Katolik, Thom Sembiring, menyampaikan apresiasi dan terima kasih pada Tahta Suci atas penghargaan para tokoh tersebut. Selain menjadi tanda signifikansi peran serta kaum awam Katolik Indonesia dalam pengabdian terhadap gereja dan bangsa, ini juga menjadi inspirasi bagi kader muda Katolik Indonesia.

“Untuk saya pribadi, ini bisa menjadi inspirasi bagi kader muda Katolik Indonesia. Khususnya mereka yang menghidupi kaderisasi di organisasi Katolik. Bahwa pengabdian individu yang tak putus bagi bangsa, gereja, dan kepausan, memberi dampak bagi karya gereja secara universal,” ujarnya.

Thom pun berharap bahwa penerima medali ini dapat menularkan semangat pengabdian dan keteladanan yang sama tidak hanya lewat inspirasi, tapi mewujud dalam kaderisasi dan regenerasi.

“Selain menjadi inspirasi bagi generasi muda, tentu kita berharap generasi mudanya pun akan mendapatkan sokongan dari penerima medali kehormatan ini, untuk bisa tetap melanjutkan semangat karya pelayanan yang sama,” harapnya.

Selain Muliawan, berbagai tokoh mulai dari birokrat hingga pengelola media nasional yang turut mensukseskan kunjungan apostolik mendiang Paus Fransiskus, mendapatkan medali kehormatan ini.
Medali ini sendiri berupa salib berbahan emas dengan sisi depan memakai gambar Santo Petrus dan Santo Paulus dan bertuliskan Pro Ecclesia (untuk Gereja) dan Et Pontifice (dan Paus). Medali ini disematkan pada sebuah pita berwarna kuning dan putih yang melambangkan warna khas Vatikan.

Dalam sejarahnya, medali Pro Ecclesia et Pontifice sebagaimana diuraikan oleh Muliawan, diberikan pertama kali oleh Paus Leo XIII pada 17 Juli 1888 untuk memperingati momen yubileum emas imamatnya. Tanda kehormatan ini kemudian lalu menjadi tanda penghargaan yang diteruskan sebagai wujud penghormatan atas individu yang dinilai telah berjasa untuk Gereja Katolik dan Paus.

Sosok penerima pertama medali ini di Indonesia menurut Kompas.id (2025), merupakan pria Jawa bernama Barnabas Sarikromo. Barnabas Sarikromo adalah katekis pribumi pertama di Jawa yang lalu kemudian menjadi tokoh besar dalam sejarah kekatolikan di tanah Jawa bersama Romo Van Lith, SJ.

Laporan: Marianus | Editor: Arya

Berita Terkait

Top