Lagi, Jokowi Tegaskan Sikap Menolak Perpanjangan Masa Jabatan Presiden

PRANUSA.ID– Isu perpanjangan masa jabatan presiden menjadi tiga periode yang terus bergulir sepertinya membuat Presiden Joko Widodo (Jokowi) gerah.

Dalam pertemuan dengan sejumlah pemimpin redaksi di Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (15/9/2021), dirinya kembali menegaskan menolak perpanjangan jabatan presiden. Apapun bentuknya.

Meskipun demikian, ia mengaku tetap menghormati demokrasi yang berlangsung. Karena itu, dirinya tidak melarang pendapat ataupun pernyataan soal masa jabatan presiden. Namun, bukan berarti dirinya sendiri setuju dengan usulan tersebut.

“Sekarang begini, ada orang yang mengusulkan. Nggak mungkin saya larang. Karena Ini bagian dari demokratisasi. Wong yang dulu bikin hashtag #2019GantiPresiden saja nggak saya larang. Masa ini saya larang orang beropini dan pendapat. Itu kan terserah mereka,” jelas Jokowi.

Menurutnya siapa pun boleh mengusulkan. Hanya saja, lanjutnya, dirinya sudah menyatakan sikap untuk menolak pendapat tersebut.

“Sikap saya sama seperti sebelum-sebelumnya. Yaitu menolak. Lalu saya harus menjawab apa lagi?,” ungkap Jokowi.

Jokowi menyebut isu perpanjangan masa jabatan presiden berdampak buruk baginya dan justru dapat menjerumuskan dirinya pada tudingan-tudingan yang tidak benar.

“Ide itu sebenarnya buruk buat saya. Karena itu akan menciptakan opini Jokowi ambisius, serakah kekuasaan. Saya tegaskan bahwa saya menolak,” pungkasnya.

Aturan mengenai pembatasan masa jabatan presiden dan wakil presiden sendiri sebenarnya sudah diatur secara tegas pada Pasal 7 UUD NRI 1945. Pasal itu menerangkan bahwa presiden dan wakil presiden memegang jabatan selama lima tahun. Sesudahnya dapat dipilih kembali dalam jabatan yang sama, hanya untuk satu kali masa jabatan.

 

Laporan: Bagas R

Editor: Jessica C. Ivanny