ALPHA Jabodetabek Minta Pemkab Aceh Tenggara Siaga Bencana | Pranusa.ID

ALPHA Jabodetabek Minta Pemkab Aceh Tenggara Siaga Bencana


Alumni Panti Harapan Lawe Desky Aceh Tenggara (ALPHA) Jabodetabek meminta pada jajaran pemerintah kabupaten Aceh Tenggara agar lebih waspada, siaga dan tanggap bencana. Hal ini menyusul terjadinya kebakaran di Kampung Karo, Kecamatan Babul Makmur Aceh Tenggara.

Sebelumnya kejadian ini juga sudah terjadi di desa lain di wilayah Kecamatan Babul Makmur. Kebakaran di Kampung Karo sendiri menyebabkan 17 rumah habis terbakar dan 3 rumah terpaksa dibongkar.

“Pemkab Aceh Tenggara perlu meningkatkan kewaspadaan dan sikap siaga bencana, mengingat sudah terjadi 3 kali kebakaran di sekitar desa yang sama dalam beberapa bulan terakhir” ujar Thomas Sembiring, Koordinator ALPHA Jabodetabek melalui rilisnya, Selasa (02/06/2020).

Thomas yang merupakan kelahiran Kampung Karo dan bekerja sebagai jurnalis di Jakarta itu pun mengingatkan bahwa dalam kondisi pandemi Covid-19 mestinya sekaligus jadi momen realokasi dan refocusing anggaran daerah agar sesuai kebutuhan masyarakat. Termasuk jadi kesempatan pemkab untuk menyiapkan armada serta sistem pemadam kebakaran pada tiap wilayah kecamatan hingga desa.

Hal ini diutarakan bercermin dari adanya jarak 1,5 jam kedatangan armada pemadam kebakaran untuk menangani kebakaran yang terjadi di Kampung Karo. Bila armada pemadam kebakaran atau desa dapat membangun sistem pencegahan serta penanganan kebakaran, mestinya kejadian tak perlu meluas hingga menimbulkan kerugian besar.

Selain untuk penanganan pandemi Covid-19, menurutnya Aceh Tenggara sudah sewajarnya memberi perhatian pada bencana alam yang kerap membayangi warga. Seperti pencegahan banjir bandang hingga pencegahan kebakaran. Selain itu, pendampingan desa juga perlu diintensifkan, agar dana desa dapat diarahkan pada penyelesaian tantangan keseharian warga.

“Sebagai contoh dalam musim kering saat ini di Aceh Tenggara, yang diduga bertambah rumit karena pembalakan liar di hulu yang membuat sungai debit airnya berkurang drastis. Mestinya pemerintah daerah cepat tanggap dalam menangani masalah di hulu, lalu untuk masalah hilir seperti kekeringan bisa didorong jadi perhatian desa yang memiliki anggarannya sendiri” jelasnya.

Pihaknya pun berharap bahwa sikap mencegah lewat kesiagaan bisa jadi prioritas program di pemkab Aceh Tenggara. Sebab sudah banyak pengalaman dan sebenarnya bisa dipetakan berbagai bencana yang berpotensi terjadi. Sehingga mestinya bisa diminimalisir bencana yang ada dari pemetaan tersebut.

Lebih jauh Koordinator Eksektutif Jangkar Nusantara ini meminta agar semua elit politik dan masyarakat Aceh Tenggara membangun semangat Sepakat Segenap, semangat gotong royong dalam membangun. Agar pembangunan desa dan sikap siaga serta tanggap bencana menjadi budaya baru bagi birokrasi serta masyarakat.

“Kepada seluruh penyintas yang rumahnya terbakar atau harus dibongkar, kami menyampaikan turut simpati. Semoga aksi gotong royong desa dan perantau dapat meringankan beban dan menumbuhkan harapan dalam situasi berat di tengah pandemi dan musibah ini” ujarnya.

ALPHA sendiri melalui pribadi anggotanya turut bersolidaritas dengan ikut dalam aksi gotong royong ini lewat cara masing-masing. Sebelumnya dilaporkan kebakaran terjadi di desa Lawe Desky, Kampung Karo, Kecamatan Babul Makmur, Aceh Tenggara. Musibah ini menyebabkan belasan rumah hangus. Kejadian ini mengagetkan publik karena terjadi pada tengah hari. Keterbatasan alat dan cuaca terik diduga turut membuat kobaran api sulit dipadamkan.

Kejadian yang berlangsung pada Selasa (02/06/2020) ini tak menimbulkan korban jiwa namun kerugian diperkirakan mencapai Rp. 1,5 miliar.

Menurut keterangan saksi, mereka melihat kepulan asap di belakang salah seorang rumah penduduk pada Pkl. 11.45 WIB. Kepulan asap itu disebut bermula dari pembakaran sampah lalu merembet membakar setidaknya 17 rumah serta 3 rumah terpaksa dibongkar. Armada pemadam kebakaran tiba 90 kemudian dan api baru kemudian dapat dipadamkan pada Pkl. 14.30 WIB.

Kampung Karo sendiri merupakan kampung tua. Sebuah wilayah yang kini mekar menjadi beberapa desa. Kampung ini memiliki keunikan karena mayoritas penduduknya merupakan warga etnis Karo yang sudah turun temurun sejak Indonesia belum merdeka tinggal di Aceh Tenggara. Kampung Karo memiliki keragaman etnis dan agama serta hidup rukun dalam kebudayaan.

Musibah di tengah covid-19 dan beberapa waktu pasca hari raya Idul Fitri 1441 H telah meninggalkan luka mendalam bagi masyarakat Kampung Karo termasuk di perantauan. Atas semangat gotong royong dan rakut sitelu masyarakat Karo, perantau Kampung Karo Aceh Tenggara pun menggalang aksi solidaritas. Bagi yang mau membantu dapat menyalurkan bantuan melalui rekening BRI 0263 0103 1968 508 a.n Simon Sembiring. Konfirmasi bukti transfer dapat dikirim melalui Eddy Suranta 0813 3304 4661.

Berita Terkait

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *


Top