ABMPD Gelar Diskusi Warkop, Bahas Isu Kebebasan Berpendapat Jelang Pemilu 2024 | Pranusa.ID

ABMPD Gelar Diskusi Warkop, Bahas Isu Kebebasan Berpendapat Jelang Pemilu 2024


Laporan: Srilinus Lino

Editor: Jessica C. Ivanny

Pontianak, PRANUSA.ID — Aliansi Borneo Muda Peduli Demokrasi (ABMPD) menggelar Diskusi Warkop (DIKOP) di Jalan Reformasi, Pontianak Tenggara, Kalimantan Barat, Selasa (14/11/2023).

Diskusi ini digelar sebagai bentuk responsivitas kaum muda ABMPD terhadap maraknya praktik pembungkaman dan intimidasi oleh pemerintah dan aparat terhadap kebebasan berpendapat masyarakat.

Ketua ABMPD Victor Pius mengatakan, pihaknya sangat resah melihat situasi politik menjelang pemilihan umum (pemilu) tahun 2024 mendatang.

“Pengangkatan topik diskusi ini adalah bentuk keresahan kami sebagai kaum muda, melihat situasi dan kondisi Indonesia yang tidak menentu ini,” kata Victor.

Victor menuturkan, diskusi ABMPD berfokus pada upaya-upaya menghadirkan jalan keluar atas permasalahan pembungkaman terhadap kebebasan berpendapat dan kuatnya intimidasi pemerintah kepada masyarakat.

Ia pun mengaku sungguh menyayangkan hal itu di saat Indonesia sudah merdeka selama 78 tahun. Lebih lanjut, Victor mulai mempertanyakan, apakah kemerdekaan hanyalah sebuah kata yang tidak bisa menjadi kenyataan?

“Sudah 78 tahun Indonesia merdeka. Namun, merdeka hanya kata, bukan kenyataan. Buktinya kebebasan berpendapat dibungkam, aparat mengintimidasi masyarakat. Dari kejadian itu, semua membuktikan bahwa Indonesia sebenarnya belum merdeka,” tuturnya.

“Mungkin kita sudah merdeka dari negara lain, tapi kita belum merdeka secara kebebasan berpendapat,” lanjutnya.

Senada dengan Victor, Ketua Rumah Diskusi Pontianak periode 2022-2023, Leo Aldi berpendapat, kaum muda harus peka terhadap situasi bangsa Indonesia saat ini.

“Jika kaum muda takut mengemukakan pendapat, maka kita hanya akan menjadi penonton kesuksesan negara lain,” ujarnya.

“Kaum muda harus berani mengemukakan pendapat. Jangan takut terhadap intimidasi dari aparat. Jika ada intimidasi, artinya kaum oligarki takut dengan keberadaan kita sebagai kaum muda. Jika kita takut mengemukakan pendapat, kita hanya akan jadi penonton kesuksesan negara lain,” tegas Leo. (*)

Berita Terkait

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *


Top