Gelar Distage, Komunitas Wisata Sejarah Ajak Masyarakat Mengenal Bangunan Cagar Budaya SD Suster | Pranusa.ID

Gelar Distage, Komunitas Wisata Sejarah Ajak Masyarakat Mengenal Bangunan Cagar Budaya SD Suster


FOTO: Dokumentasi Diskusi Heritage KUWAS di SD Suster, Pontianak. (Dok. Istimewa)

Laporan: Severinus THD | Editor: Bagas R.

PRANUSA.ID– Komunitas Wisata Sejarah (KUWAS) menggelar Diskusi Heritage (Distage) dengan mengusung tema Pendidikan. Kegiatan tersebut berlangsung di Sekolah Dasar (SD) Suster, yang terletak di Jalan R.A. Kartini, Kota Pontianak, pada Sabtu, 18 Mei 2024.

Distage sendiri digelar guna mengenalkan kepada masyarakat terkait peninggalan sejarah yang telah maupun belum ditetapkan sebagai cagar budaya. Salah satunya adalah bangunan SD Suster yang sejak tahun 2022 telah ditetapkan sebagai cagar budaya.

Dosen Pendidikan Sejarah Universitas Tanjungpura (Untan), Rikaz Prabowo, yang hadir sebagai narasumber mengatakan bahwa bangunan SD Suster yang juga satu komplek dengan SMP Suster merupakan bangunan Volkschool atau sekolah tingkat I pertama di Pontianak, bahkan di Provinsi Kalimantan Barat.

“Bangunan ini berumur hampir satu abad dan inilah Volkschool atau Vervolgschool atau sekolah tingkat dasar yang didirikan karya missi di Pontianak seperti HIS, ELS, HCS. Lokasi bangunan ini merupakan bangunan sekolah pertama di Pontianak yang kemudian pengelolaannya diambil alih oleh SFIC. Sekolah khusus putri dan guru-gurunya adalah suster. Sedangkan sekolah khusus putra, gurunya adalah bruder. Oleh sebab itu, terdapat SD, SMP Suster dan SD, SMP Bruder,” paparnya.

Sementara itu, narasumber lain yakni dosen Arsitektur Polnep Pontianak, Wahyudin Ciptadi, pada kesempatan yang sama menjelaskan bangunan SD Suster dari sisi arsitektur.

“Jika kawan-kawan lihat bentuk atap SD Suster ini bergaya pelana. Di Kalbar sendiri terdapat 3 gaya atap yakni pelana, limasan dan perisai,” katanya.

Distage edisi kali ini diikuti 40 orang peserta yang terdiri dari mahasiswa, akademisi dan masyarakat umum. Peserta mengikuti diskusi di ruang terbuka sambil duduk bersila. Kemudian mengeksplore seluruh bangunan SD Suster baik ruang kelas, kolam penyimpanan air dan laboratorium.

Tidak hanya itu, Distage kali ini pun lebih memberikan warna tersendiri. Peserta diberikan bekal mengenai tahap pendokumentasian arsitektur bangunan cagar budaya SD Suster Pontianak.

Setelah itu peserta diberikan kertas selembar untuk dapat mengklasifikasikan bangunan tersebut dalam tahapan yang sudah tersedia. Kemudian mengeksplor bangunan Biara Immaculata atau tempat tinggal suster.

Kegiatan kemudian diakhiri dengan pergi ke Kerkoff atau pekuburan Belanda dimana bermakam Misionaris atau bapak pembawa missi Z. H. EXC. MGR Pasificus Johannes Boss, OM CAP

Mahasiswa Pendidikan Sejarah Untan, Aqif mengatakan bahwa, ia sudah beberapa kali mengikuti kegiatan yang diadakan KUWAS.

“Saye udah tige kali ikut kegiatan KUWAS. Menurut saye KUWAS tak hanye sekedar memperkenalkan Cagar Budaye. Tapi juga mengajarkan nilai budaya, moral, dan toleransi kepade peserta Distage,” ungkapnya dengan dialeg melayu yang khas.

Gilang M Pangastomo yang kali pertama mengikuti Distage mengaku bersyukur bisa mengikuti kegiatan Distage KUWAS edisi ini karena ia dapat menambah wawasan kesejarahan dan arsitektur.

“Kini saya melihat komplek persekolahan Suster tidak hanya sebagai gedung sekolah peninggalan kolonial saja, namun juga terdapat sejarah panjang terkait pendidikan di bumi khatulistiwa. Semoga ke depannya acara seperti ini diadakan lagi, dengan diskusi dan lokasi lain,” harapnya.

Sementara itu, mahasiswa pendidikan Sejarah Untan, Yogi mengapresiasi Diskusi Heritage yang dilakukan KUWAS.

“Saya senang dan berharap kedepannya KUWAS terus mengadakan kegiatan pengenalan heritage seperti ini agar Gen Z dapat mengenal sejarah secara langsung di lokasi aslinya dan berdiskusi kepada ahlinya,” katanya.

Koordinator KUWAS, Reyhan Ainun Yafi berharap Diskusi Heritage menjadi gerakan kecil yang berkelanjutan agar bisa terus secara konsisten dapat memperkenalkan cagar budaya kepada masyarakat umum.

“Dengan adanya Distage, semoga dapat memberikan ruang kepada masyarakat kota Pontianak untuk melihat secara langsung bangunan cagar budaya dan mendengar dari para ahlinya. Semoga dan selalu kami upayakan kegiatan seperti ini kontinyu kita laksanakan,” tandasnya.

Hadir pula dalam kesempatan Distage ini, yakni Founder Komunitas Wisata Sejarah, Haris Firmansyah. .

Berita Terkait

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *


Top