Rawat Toleransi, Yandi Ajak Masyarakat Kota Pontianak untuk Tetap Bijaksana | Pranusa.ID

Rawat Toleransi, Yandi Ajak Masyarakat Kota Pontianak untuk Tetap Bijaksana


Anggota DPRD Kota Pontianak Yandi. (Facebook/@Yandi)

PRANUSA.ID — Anggota DPRD Kota Pontianak Yandi menilai keadaan toleransi yang ada di Pontianak sangatlah rawan terhadap gesekan dan isu intoleransi.

“Ini rawan. Rawan terhadap hal-hal yang bersifat spesifik berkaitan dengan isu intoleransi itu,” kata Yandi dalam keterangan yang diterima Pranusa.ID, Minggu (21/2).

Menurutnya, jika ingin mengukur secara umum bagaimana keadaan toleransi di Pontianak, maka harus dilihat dari total kasus perkara intoleransi.

“Secara umum, ukuran toleransi itu dilihat dari berapa banyak kasus perkara intoleransi yang terjadi, baik dilaporkan maupun tidak,” ujar Yandi dalam acara seminar Dies Natalis Imka Pijar ke-25, Pontianak, Kalbar.

Lebih lanjut, Yandi mengaku memang jarang ada kasus intoleransi yang tersorot di Kota Pontianak. Namun, jika ada sedikit gesekan atau isu, ia menilai kasus itu bisa langsung menyulut konflik dan kerusuhan.

“Secara umum kalau kita melihat kondisi Pontianak, jarang sekali muncul. Tapi, kalau ada sedikit gesekan atau isu, (konflik dan kerusuhan) mudah disulut,” ungkapnya.

Untuk itu, Yandi meminta masyarakat setempat untuk lebih mencermati setiap informasi yang berkembang di tengah publik.

“Kita harus lebih dewasa belajar dari pengalaman dan sejarah yang ada untuk lebih bijaksana dalam segala hal,” tegasnya.

Pandemi COVID-19 Bukan Alasan

Dalam kesempatan itu, Yandi juga menegaskan bahwa pandemi virus corona (COVID-19) yang saat ini merebak bukanlah alasan bagi masyarakat Pontianak untuk tidak bisa menjaga keadaan toleransi.

“Sebetulnya kita dibantu dengan adanya pandemi, maka kita mengurangi pertemuan, mengurangi gesekan, mengurangi intensitas untuk bersama. Itu sudah bisa dimanfaatkan dengan baik,” tutur Yandi.

Akan tetapi, Yandi mengingatkan karena komunikasi dan pertemuan selama pandemi lebih banyak dilakukan melalui daring dan bukan secara offline, maka masyarakat harus tetap berhati-hati dalam membuat konten berita informasi.

“Pada media sosial, pemberitaan, kemudian penggunaan informasi yang beredar, itu harus sangat hati-hati. Kita harus lebih dewasa dalam membuat konten berita informasi tata komunikasi,” tandasnya.

Penulis: Jessica Cornelia Ivanny
Editor: Bagas R.

Berita Terkait

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *


Top