Sutarmidji Tak Terima Ibunya Dimaki Pelajar
PRANUSA.ID — Gubernur Kalimantan Barat (Kalbar) Sutarmidji telah memutuskan untuk tetap melaporkan oknum yang mengeluarkan kata tidak pantas ketika tengah berdemonstrasi menolak omnibus law UU Cipta Kerja ke Polresta Pontianak.
“Sebenarnya saya tidak mau memperpanjang masalah ini, namun saya tetap harus memberikan pelajaran yang tegas kepada masyarakat, khususnya oknum pendemo yang memaki-maki saya,” kata Mijdi dilansir Antara, Jumat (13/11/2020).
Ia juga mengaku menyesalkan izin yang diberikan dari koordinator aksi ke oknum yang masih berstatus sebagai pelajar dan belum berusia 18 tahun dalam aksi unjuk rasa tersebut. Bahkan, oknum tersebut mendapat kesempatan untuk berorasi.
“Usianya masih sangat muda dan diketahui masih berstatus pelajar, belum 18 tahun, sehingga masih sangat muda. Namun, kenapa koordinator aksi membiarkan ada pelajar ikut demo, padahal izin demo yang diberikan untuk mahasiswa, sehingga ini juga yang kita sesalkan,” jelas dia.
Midji menegaskan bahwa tindakan melaporkan oknum ke polisi bukan berarti dia antikritik. Ia mengaku sudah memaafkan pelajar tersebut. Namun, jika bukan dia yang melaporkan anak tersebut ke polisi, dia memastikan para pendukungnya akan tetap melakukannya.
“Ya, karena sudah seperti ini, silakan hadapi sendiri apa yang sudah diperbuat. Saya bukan antikritik, namun jelas saya tidak terima dimaki-maki seperti itu, karena bagi saya makian itu sama saja dengan memaki ibu saya yang sudah melahirkan saya,” katanya.
Midji juga menegaskan bahwa hingga saat ini, ia juga selalu konsisten dalam menyampaikan aspirasi rakyat, khususnya kaum pekerja dan mahasiswa ke pemerintah pusat.
“Saya adalah Gubernur Kalbar, kepanjangan tangan dari pemerintah pusat. Kita sudah sampaikan aspirasi masyarakat menolak UU tersebut, namun untuk membatalkannya ini ranah DPR dan Presiden. Kita hanya bisa menyampaikan masukan dan pendapat,” pungkasnya.
(Crn/Pranusa)