Harga Emas Jatuh 28,60 Dolar Terseret Ekspektasi Kenaikan Suku Bunga AS | Pranusa.ID

Harga Emas Jatuh 28,60 Dolar Terseret Ekspektasi Kenaikan Suku Bunga AS


Ilustrasi emas Antam. (Pontas.id)

PRANUSA.ID — Harga emas tergelincir pada akhir perdagangan Jumat (Sabtu pagi WIB), berbalik melemah dari kenaikan sehari sebelumnya, karena pasar memperkirakan bahwa Federal Reserve akan menaikkan suku bunga lagi pada pertemuan awal bulan depan.

Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Juni di divisi Comex New York Exchange, jatuh 28,60 dolar AS atau 1,42 persen menjadi ditutup pada 1.990,50 dolar AS per ounce, setelah menyentuh level tertinggi sesi di 2.016,80 dolar AS dan terendah sesi di 1.982,30 dolar AS.

Emas berjangka terangkat 11,80 dolar AS atau 0,59 persen menjadi 2.019,10 dolar AS pada Kamis (20/4/2023), setelah merosot 12,40 dolar AS atau 0,61 persen menjadi 2.007,30 dolar AS pada Rabu (19/4/2023), dan terangkat 12,70 dolar AS atau 0,63 persen menjadi 2.019,70 dolar AS pada Selasa (18/4/2023).

Sejak mencapai level tertinggi lebih dari tiga tahun di 2.048,60 dolar AS pada 13 April, kontrak emas teraktif Comex telah kehilangan hampir 3,0 persen, dan untuk minggu ini melemah 0,6 persen, setelah penurunan minggu lalu sebesar 0,5 persen.

Presiden Federal Reserve Cleveland, Loretta Mester bergabung dengan presiden Fed lainnya pada Kamis (20/4/2023) dalam memberi sinyal dukungan untuk lebih banyak kenaikan suku bunga guna mengekang inflasi.

“Saya mengantisipasi bahwa kebijakan moneter perlu bergerak lebih jauh ke wilayah restriktif tahun ini, dengan suku bunga fed fund bergerak di atas 5,0 persen dan suku bunga fed fund riil bertahan di wilayah positif untuk beberapa waktu,” kata Mester dalam pidatonya di Akron, Ohio.

Para analis pasar berpendapat bahwa peluang kenaikan 25 basis poin lainnya pada pertemuan Fed Mei lebih tinggi dari 80 persen.

Penurunan emas minggu ini dimulai setelah dolar dan imbal hasil obligasi pemerintah AS rebound dari posisi terendah satu tahun yang dicapai minggu lalu. Emas adalah perdagangan pelawan langsung terhadap dolar. Selain itu, dolar yang lebih tinggi cenderung membebani permintaan luar negeri untuk komoditas dalam mata uang AS.

Imbal hasil obligasi pemerintah yang lebih tinggi juga melemahkan daya tarik aset-aset berisiko tinggi, sementara juga membatasi aliran modal asing ke Amerika Serikat.

“Emas tetap berombak saat kita mendekati akhir pekan,” kata Craig Erlam, analis di platform perdagangan daring OANDA.

“Ketidakpastian atas jalur suku bunga, yang seharusnya menjadi lebih jelas selama satu atau dua bulan ke depan, mendorong keragu-raguan yang kita lihat pada emas saat ini,” lanjutnya.

Sementara itu, indeks manajer pembelian (PMI) sektor jasa S&P Global AS naik menjadi 53,7 pada April dari 52,6 pada bulan sebelumnya, tertinggi dalam 12 bulan; PMI sektor manufaktur AS naik menjadi 50,4 pada April dari 49,2 pada Maret. Para ekonom memperkirakan manufaktur turun ke 49 pada April dan jasa melemah ke pembacaan 51,5.

Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Mei turun 31,50 sen atau 1,24 persen, menjadi ditutup pada 25,058 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Juli melonjak 31,10 dolar AS atau 2,81 persen, menjadi menetap pada 1.138,70 dolar AS per ounce. *(ANTARA)

Berita Terkait

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *


Top