Sri Mulyani: Indonesia Jadi Salah Satu Negara dengan Pertumbuhan Terkuat di Dunia | Pranusa.ID

Sri Mulyani: Indonesia Jadi Salah Satu Negara dengan Pertumbuhan Terkuat di Dunia


(Facebook / Sri Mulyani Indrawati)

Editor: Jessica C. Ivanny

PRANUSA.ID — Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan bahwa Indonesia menjadi salah satu negara yang memiliki pertumbuhan terkuat dan persisten tinggi di dunia. Hal tersebut dibuktikan dengan pertumbuhan ekonomi yang dapat dipertahankan di atas 5 persen dalam 6 kuartal berturut-turut.

“Kita lihat Indonesia termasuk negara yang memiliki pertumbuhan terkuat dan persisten tinggi. Indonesia terus menerus mempertahankan pertumbuhan di atas 5 persen dalam 6 kuartal terakhir,” kata Sri Mulyani secara daring dalam Konferensi Pers APBN Kita Edisi Juni 2023 pada Senin (26/6/2023).

Lebih lanjut, Sri Mulyani menjelaskan tren pertumbuhan ekonomi di seluruh dunia memang beragam, tetapi banyak negara yang mengalami kemerosotan cukup tajam pada tahun 2023 akibat gejolak yang terjadi di level global. Perekonomian global masih mendapatkan tekanan akibat eskalasi geopolitik, baik yang terjadi di Ukraina maupun yang terjadi antara negara-negara besar di dunia. Selain itu, debt distress atau kesulitan utang di banyak negara, terutama di developing dan emerging country maupun di negara-negara maju, juga menghalangi pemulihan ekonomi.

“Kita lihat memang banyak negara yang sudah tidak mampu bertahan di dalam tekanan pelemahan ekonomi dunia dan gejolak ekonomi dunia. Di beberapa negara, sektor keuangan mengalami kerapuhan. Inflasi yang tinggi dan suku bunga yang meningkat menjadi salah satu faktor yang mengerosi dari pertumbuhan ekonomi negara tersebut,” ujarnya.

Di sisi lain, perekonomian Indonesia tumbuh kuat di tengah perlambatan ekonomi global. Kinerja perekonomian domestik terjaga baik, seiring inflasi yang terus menurun dan daya beli masyarakat terjaga kuat. Inflasi Indonesia pada Mei 2023 sebesar 4,0% (yoy), lebih baik dibandingkan negara-negara maju, seperti Italia, Australia, Jerman, dan Singapura.

“Inflasi masih dalam posisi yang trennya sesuai dengan yang ingin kita lihat yaitu penurunan, terutama disumbangkan oleh volatile food yang mengalami penurunan cukup tajam yaitu 3,3 persen dan mulai menurunnya core inflation ke 2,7 persen. Di sisi lain, administered price kita harapkan akan terus menunjukkan tren penurunan,” kata Sri Mulyani.

Pemerintah tetap konsisten menjaga inflasi tahun 2023 di kisaran 3 persen ± 1 persen untuk mengakselerasi pemulihan ekonomi nasional di tengah masih adanya potensi risiko inflasi ke depan dengan memperkuat kolaborasi dan koordinasi kebijakan untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan mendorong momentum kebangkitan ekonomi.

Adapun perekonomian Indonesia yang tetap resilien di tengah dinamika global juga dapat dilihat dari ekspor dan impor yang kembali menguat dan neraca perdagangan yang menunjukkan surplus. Pada Mei 2023, ekspor tercatat USD21,72 miliar atau tumbuh 0,96 persen (yoy). Sementara, impor tercatat USD21,28 miliar atau naik 14,35 persen (yoy). Neraca perdagangan Mei 2023 sebesar USD0,44 miliar.

“Memang ini adalah surplus yang cukup tipis, namun secara akumulasi Januari hingga Mei, surplus dari neraca perdagangan mencapai USD16,5 miliar. Ini adalah suatu hal yang cukup positif, namun kita waspadai dengan tren melemahnya ekspor,” ujar dia.

Kinerja APBN masih berada di level positif dengan konsolidasi yang sangat kuat, kredibel, dan solid. Namun demikian, risiko global yang masih cukup tinggi masih harus terus diwaspadai, terutama dampak naiknya tensi geopolitik, volatilitas sektor keuangan, serta masih terkontraksinya manufaktur global. Kinerja APBN yang baik menunjukkan daya tahan ekonomi Indonesia di tengah tekanan global. APBN tetap akan menjadi instrumen utama dalam mendukung pemulihan dan transformasi ekonomi Indonesia. (*)

Berita Terkait

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *


Top