Dituduh Jualan Politik Identitas, Anies Dibela Anak Buah: Kenapa Hanya Salat Ied di JIS yang Dikritik?
PRANUSA.ID — Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan membuka Jakarta International Stadium (JIS), Tanjung Priok, Jakarta Utara untuk salat Idul Fitri 1443 pada Senin (2/5).
Menanggapi hal itu, Komisaris PT Pelni, Dede Budhyarto, menyinggung soal politik identitas. Menurutnya, keputusan Anies membuka JIS untuk kegiatan keagamaan adalah bagian dari politik identitas.
Dede meyakini hal itu dilakukan Anies untuk menggalang dukungan demi memuluskan langkahnya pada Pilpres 2024 mendatang.
“Untuk jualan ‘Politik Indentitas’ yang akan digunakan ketika @aniesbaswedan copras capres, maka Stadion JIS digunakan untuk Sholat Ied,” katanya yang akrab disapa Kang Dede melalui akun sosial medianya.
“Karena kalau pakai area Monas identik dengan gerombolan radikalis. Padahal dari jaman baheula Sholat Ied warga Jakarta dipusatkan di Masjid Istiqlal,” ujarnya dilansir PranusaID dari akun Twitter miliknya.
Anggota Tim Gubernur untuk Percepatan Pembangunan (TGUPP) Tatak Ujiyati menanggapi pernyataan Dede Budhyarto soal pelaksanaan Salat Idulfitri di JIS.
Tatak mengaku heran dengan sikap Dede yang mempermasalahkan penggunaan izin JIS untuk Salat Ied. Padahal, ia menyebut Anies juga memberikan izin penggunaan fasilitas publik untuk kegiatan agama lainnya.
“Pemprov DKI mengijinkan fasilitas umum dipakai utk perayaan keagamaan. Sebelumnya Cristmas Carol diselenggarakan di beberapa ruas trotoar Jakarta. Barongsay diselenggarakan di Thamrin 10. Festival Telur Paskah di Lapangan Banteng. Kenapa hanya Sholat Ied di JIS, yg Anda kritik?,” kata Tatak melalui akun Twitternya, Senin (2/5/2022).
Penulis: Jessica C. Ivanny
Editor: Bagas R.