ICW: Sejarah Mencatat, KPK Tumbang di Rezim Jokowi | Pranusa.ID

ICW: Sejarah Mencatat, KPK Tumbang di Rezim Jokowi


Presiden Joko Widodo. (Inisiatifnews)

PRANUSA.ID– Dalam sebuah diskusi yang digelar secara daring (Jumat, 2/7/2021), peneliti Indonesia Corruption Watch (ICW) Egi Primayoga menuturkan bahwa sejarah akan mencatat Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) telah tumbang di era kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi). 

“Yang paling diingat lagi adalah sejarah mencatat, KPK tumbang di rezim Jokowi. Pemberantasan korupsi sudah luluh lantah di tangan dirinya,” ucap Egi.

Ia juga menjelaskan bahwa moral pemerintahan Jokowi untuk membicarakan pemberantasan korupsi sudah tidak ada. Bahkan ia menyebut semangat pemberantasan korupsi di era Jokowi sudah tidak ada lagi. 

“Dan itu berarti posisi moral rezim saat ini untuk bicara pemberantasan korupsi sudah tidak ada lagi. Jadi apapun yang dikatakan tentang pemberantasan korupsi sudah tidak pantas kita percaya,” paparnya. 

Egi mengemukakan hilangnya semangat pemberantasan korupsi dapat dilihat dengan beberapa rangkaian terstruktur pelemahan KPK mulai dari Revisi Undang-undang KPK lama, terpilihnya Firli Bahuri sebagai ketua lembaga antirasuah oleh DPR dan disetujui Jokowi yang disebutnya punya riwayat permasalahan kode etik, dan yang terakhir penonaktifkan 75 pegawai lembaga antikorupsi dengan dalih Tes Wawasan Kebangsaan (TWK). 

Padahal dalam program Nawacita, Jokowi berjanji akan menguatkan pemberantasan korupsi di Indonesia. 

“Namun pada kenyataannya berbanding terbalik. Di tahun 2015 pemerintah menjadi pengusul Revisi Undang-undang KPK, membuat surat presiden Revisi Undang-undang KPK. Dan dalam semalam revisi daftar isian masalah, revisi undang-undang KPK bersama DPR gitu ya, dan kita tahu sendiri hasilnya seperti apa, Revisi undang-undang KPK disahkan dalam waktu yang sangat yang cepat,” paparnya.

“Kita juga masih ingat soal TWK. Presiden diam saja, (terkait) tes wawasan kebangsaan. Walaupun ada pernyataan, tapi pernyataan itu tidak diikuti dengan tindakan,” sambungnya. 

Dengan beberapa persoalan tersebut, Egi pun tegas mendukung pernyataan BEM Universitas Indonesia yang sempat menyebut Jokowi sebagai King of Lip Service. 

“Jadi betul itu Lip of Service di situ. Jadi kita bisa melihat secara nyata apa yang disampaikan oleh teman-teman BEM UI,” tegasnya. 

 

Laporan: Bagas R

Editor: Jessica C. Ivanny

Berita Terkait

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *


Top