Ngabalin Sebut Busyro Otak Sungsang, Suwandi: Jokowi Harus Kontrol KSP!
PRANUSA.ID — Tenaga Ahli Kantor Staf Presiden (KSP) Ali Mochtar Ngabalin menyebut Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Busyro Muqoddas berotak sungsang yang telah merugikan dan mencemari salah satu organisasi Islam besar.
“Otak-otak sungsang seperti Busyro Muqoddas ini merugikan Persyarikatan. Muhammadiyah sebagai organisasi dakwah dan pendidikan umat yang kuat dan berwibawa kenapa harus tercemar oleh manusia prejudice seperti ini,” kata Ngabalin.
“Cocoknya Mas Busyro membuat LSM antikorupsi atau masuk parpol sekalian. Rasanya Anda tidak cocok menjadi pimpinan Muhammadiyah,” tambah Ngabalin seperti dikutip dari akun Instagramnya, Jumat (14/5/2021).
Menanggapi pernyataan itu, Ketua Lembaga Hikmah dan Kebijakan Publik, Pengurus Wilayah Muhammadiyah Daerah Istimewa Yogyakarta (LHKP PWM DIY) Suwandi Danu menuntut permintaan maaf dari Ngabalin yang disebutnya sebagai tuna-adab.
“Kami menuntut Staf Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP) Ali Mochtar Ngabalin untuk mengklarifikasi dan menyampaikan maaf secara terbuka karena telah mencederai kredibilitas Bapak Busyro Muqoddas selaku Pimpinan Muhammadiyah maupun kepada Keluarga Besar Muhammadiyah yang terusik dan gerah dengan statemen ngawur tuna-adab,” katanya dalam keterangan tertulis.
Lebih lanjut, Suwandi juga mendesak Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk mengontrol dan mengevaluasi KSP. “Presiden harus mampu mengontrol KSP agar lebih beradab, sebagai representasi lembaga maupun lingkar dekat presiden,” ujarnya.
Sebelumnya, Ngabalin menyebut Busyro berotak sungsang sambil melampirkan tangkapan layar berita online berjudul “Ketua Muhammadiyah: KPK Tamat di Tangan Presiden Jokowi.”
Untuk itu, Suwandi turut mengingatkan seluruh pejabat publik untuk bersikap terbuka, jujur, tidak antikritik, satu kata dengan laku, serta berlandaskan keadaban publik dan akhlakul karimah.
“Kami meminta kepada Presiden serta para Pimpinan Lembaga Negara agar senantiasa konsisten dalam janji serta cita-cita antikorupsi, merepresentasikannya dalam laku dan kebijakan,” tukas dia.
Penulis: Bagas R.
Editor: Jessica C. Ivanny