Etika Bergabung Dalam Sebuah WA Group | Pranusa.ID

Etika Bergabung Dalam Sebuah WA Group


Perkembangan teknologi membawa kita pada banyak aplikasi pertemanan dan saluran komunikasi beragam. Whatsapp (WA) salah satunya, yang juga menyediakan fitur WA Group untuk menyatukan komunitas.

Tapi sudahkah kita tahu etika atau hal-hal prinsipil ketika bergabung dalam sebuah WA Group. Mari belajar bersama.

1. Pastikan anda bergabung di sebuah WA grup karena keinginan sendiri. WA Grup ibarat kumpulan orang yang memiliki kesamaan latar belakang juga kepentingan. Bisa saja latar belakangnya sama, tapi kepentingannya beda.

2. Kepentingan setiap orang beda. Jadi bila anda ingin mengundang orang masuk sebuah grup, pastikan yang bersangkutan berkenan dan jangan asal memasukkan. Bertanyalah, atau kirim undangan menggunakan tautan WA Grup anda, sehingga keputusan bergabung ada pada tangan yang bersangkutan. Tidak semua orang nyaman dengan bunyi notifkasi WA Group yang kebanyakan, apalagi bunyi notifikasi tagihan bulanan.

3. Ketika bergabung pada sebuah grup pastikan orang mengenal anda. Gunakan gambar profile anda sendiri, beri nama pada akun WA anda. Semua ada pada tanda titik tiga di pojok kanan atas layar anda, pilih bagian setelan, dan isi nama sendiri serta pastikan anda memakai foto sendiri, bukan foto tetangga.

4. Pada saat pertama kali bergabung di sebuah grup, ucapkan salam dan sampaikan terima kasih pada admin atau pihak yang telah mengundang anda. Kalau anda diundang tanpa konfirmasi, anda punya opsi keluar dari grup, tapi baiknya tunggu waktu yang tepat.

5. Perkenalkan diri anda sesuai latar belakang grup. Kalau WA Grup kerja, bisa sebutkan nama dan unit kerja anda. Kalau WA Grup sekolah, angkatan dan nama salah satu rekan anda bila perlu. Bila WA Grup kampung, nama orang tua bisa jadi salah satu informasi bagus bagi yang lain untuk mengenali anda.

6. Terlibatlah dalam dinamika grup. Tidak harus sering, tetapi sesekali menanggapi sebuah topik atau malah membuat topik sendiri. Ketika anda bingung bagaimana terlibat, paling mudah sesekali beri tanda respon pada sebuah postingan. Caranya, klik pesan WA yang ada sampai muncul tanda jempol, hati, dan lainnya. Jangan cari tanda gambar parpol.

7. Ketika terlibat dalam sebuah grup, pastikan anda mengenali lawan bicara anda. Apalagi di dalam sebuah grup yang beragam usia serta latar belakang. Bila tidak tahu, jangan ragu bertanya dengan sopan ia siapa, agar anda tahu harus menyesuaikan pembicaraan.

8. Gunakanlah bahasa yang baik dan sopan. Hindari pembahasan yang bersifat SARA, pornoaksi, judi, spam, dan kiriman konten HOAX yang merusak suasana grup.

9. Pahami waktu yang tepat untuk mengirim sebuah pesan. Hindari mengirim pesan terlalu pagi atau terlalu malam. Hindari juga mengirim pesan yang butuh atensi publik, saat ada pesan lain yang masih butuh atensi. Jangan tiba-tiba bicara uang, saat yang lain bahas soal makan siang. Kecuali anda mau mentraktir makan siangnya.

10. Sebuah grup mesti memberi manfaat, setidaknya bagi mental anda. Bila sebuah grup tidak membuat anda nyaman, anda bisa mengabaikannya. Ada tiga cara mengabaikan. Pertama dengan membiarkan dan cukup mematikan notifikasi grup. Kedua, di halaman utama pesan, centang grup dan pilih tanda “archieve” pada kanan atas yang memiliki tanda ke bawah, yang akan menyembunyikan grup. Ketiga, dengan keluar dari grup.

11. Saat anda hendak keluar dari grup, pastikan anda menyampaikan izin pamit. Setidaknya pada admin dan keluarlah saat banyak orang tidak begitu aktif, sehingga situasi tidak mengagetkan.

12. Sekali lagi untuk kenyamanan, pastikan anda tahu settingan atau pengaturan akun WA anda. Mulai dari mengganti gambar dan nama profile, menghilangkan bunyi notifikasi, hingga mengatur penyimpanan foto dan video otomatis yang akan merepotkan bila anda memiliki banyak grup.

Selamat berlomba membawa kebaikan dalam setiap WA Group. Jangan berlomba mengirim pesan yang belum tentu relevan. Apalagi salah kirim pesan mesra ke pasangan, malah masuk ke WA Grup pengajian atau kantoran.

Sebarkan damai dan kebaikan yang mempersatukan.

(Thom Sembiring, Jangkar Nusantara)

 

Berita Terkait

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *


Top