Sutarmidji Minta Sekolah Tatap Muka Tidak Dipaksakan
PRANUSA.ID — Pembelajaran tatap muka siap digelar di beberapa sekolah tingkat daerah Kalimantan Barat (Kalbar) mengingat sudah ada lima daerah yang memasuki zona hijau.
Daerah-daerah tersebut adalah Kabupaten Kapuas Hulu, Kayong Utara, Sekadau, Melawi dan Ketapang. Pemeriksaan awal pun mulai dilakukan.
Hal itu terkait adanya wacana pembelajaran tatap muka pada 1 Agustus 2020 bagi siswa kelas 3 SMA, 3 SMP dan kelas 6 SD.
“Sesuai arahan Pak Gubernur (Sutarmidji), kita lakukan pemeriksaan swab untuk anak-anak kelas XII SMA, ini sebagai tahap awal uji coba pembelajaran tatap muka,” kata Bupati Landak Karolin Margret Natasa.
Karolin bersama Dinas Pendidikan dan Kebudayaan serta Dinas Kesehatan diketahui telah meninjau langsung kesiapan SMA Negeri 1 Ngabang pada Selasa lalu (28/7/2020).
Selain pemeriksaan swab, mereka juga memastikan ketersediaan wastafel cuci tangan, pengaturan ruang kelas, dan hal-hal lainnya sesuai dengan protokol kesehatan sekolah.
Di hari yang sama, Wakil Bupati Sekadau Aloysius juga telah meninjau pelaksanaan tes swab bagi para guru, staf, dan siswa di SMA Negeri 1 Sekadau Hilir.
Saat itu, dia turut didampingi Kepala Dinas Pendidikan Losianus, Plt. Kepala Dinas Kesehatan Henry Alpius, dan Direktur RSUD Sekadau Dr. I Ketut Widhiartha.
“Sebanyak 650 guru dan murid langsung kita swab dan rapid test untuk menjamin wacana membuka sekolah bagi guru dan tenaga pendukung serta siswa di sekolah,” jelas Henry.
Menanggapi hal itu, Gubernur Kalbar Sutarmidji meminta lembaga pendidikan di Kalbar tidak memaksakan terjadinya pembelajaran tatap muka.
“Terkait pendidikan jangan dipaksakan,” kata dia, Jumat (31/7/2020).
Mantan Wali Kota Pontianak ini memperbolehkan uji coba pembukaan sekolah tatap muka di satu atau dua sekolah di zona hijau.
“Kalau mau uji coba satu atau dua sekolah yang zona hijau silakan,” ujar dia.
Dia hanya mengingatkan agar pelaksanaan sekolah tatap muka haruslah berdasarkan prosedur protokol kesehatan yang ada.
“Yang zona hijau pun gurunya harus swab PCR dan muridnya harus di-rapid test,” imbuh Midji.
Meski begitu, dia sendiri menyebut Kalbar belum siap melaksanakan pembelajaran secara langsung. Dia pun mengingatkan masyarakat untuk tetap waspada terhadap pandemi Covid-19.
(Cornelia)