Dokter Li, Sosok yang Memperingatkan Virus Corona Pertama Kali hingga Terinfeksi dan Meninggal Dunia
PRANUSA.ID — Dilansir dari South China Morning Post, Dokter Li Wenliang (34) meninggal dunia karena terinfeksi virus corona pada Jumat (7/2/2020) pukul 02.50 waktu setempat.
Dokter Li merupakan salah satu dokter mata di Rumah Sakit Pusat Wuhan. Ia adalah sosok yang pertama kali memperingatkan tentang bahaya virus corona di China.
Namun, perjuangannya untuk memberitahu tentang bahaya virus tersebut justru mendapat teguran dari pihak otoritas setempat.
Sebelumnya, tanpa kenal menyerah, pada tanggal 30 Desember 2019, melalui sebuah grup komunikasi online, Li memperingatkan teman-teman seprofesinya agar berhati-hati terhadap penyakit mirip SARS yang sudah diderita beberapa pasien di Rumah Sakit Wuhan yang dikarantina di Unit Gawat Darurat (UGD).
Ia berpesan agar ketika menangani pasien yang memiliki gejala virus baru tersebut, teman-temannya mengenakan pakaian pelindung agar tak tertular.
Pesan yang ia berikan tersebut beriringan dengan datangnya pengumuman dari pihak otoritas kesehatan setempat yang mengonfirmasi munculnya 27 kasus virus jenis baru.
Namun, semakin Li bersikeras memperingatkan bahaya virus tersebut, pihak otoritas justru semakin menentang dan menegur perbuatan Li.
Hal ini dapat dilihat pada pekan pertama Januari, pejabat Wuhan bersikeras mengatakan bahwa penularan virus tersebut hanya melalui kontak dengan binatang.
Kemungkinan hal tersebut berdasar pada penderita yang sebagian besar terkoneksi dengan pasar makanan laut di Wuhan.
Delapan orang termasuk dokter Li pada awal Januari dituduh oleh juru bicara Partai Komunis menyebarkan rumor belaka melalui siaran televisi setempat (CCTV).
Penyiar acara tersebut memulai sindiran beresensi tuduhan dengan mengatakan bahwa cyberspace sama sekali bukan perbatasan tanpa hukum.
“Polisi tidak memiliki toleransi terhadap tindakan ilegal memalsukan atau menyebarkan desas-desus yang menganggu ketertiban sosial,” lanjutnya.
Mereka sebelumnya sudah dipanggil dan dipaksa oleh kepolisian setempat untuk menandatangani surat yang berisi perjanjian untuk tidak mengungkap lebih lanjut mengenai penyakit tersebut.
Meski pihak kepolisian terus menegurnya, Li tetap kembali bekerja pada tanggal 3 Januari 2020. Namun, sepekan kemudian pada 10 Januari 2020, Li mengalami batuk. Keesokannya, ia mengalami demam dan mendapat perawatan di rumah sakit pada hari berikutnya.
Dalam unggahan Li di Weibo, ia menceritakan keadaan saat itu, yang mana pemerintah masih bersikeras mengatakan tidak ada penularan dari manusia ke manusia, dan tidak ada staf medis yang terinfeksi.
Beberapa kali dites saat Li menderita demam dan kesulitan bernapas, hasilnya selalu negatif. Hingga hari Sabtu, tanggal 11 Januari 2020, Li dinyatakan positif virus corona.
Saat dinyatakan terinfeksi, Li melampirkan surat teguran kepolisian kepadanya yang bersikeras bahwa penularan hanya terjadi antar-hewan. Lampiran tersebut juga sebagai bukti nyata yang membungkam mulut kepolisian bahwa penularan dapat terjadi antar-manusia.
Dikutip dari SCMP, perwakilan pihak Rumah Sakit melalui akun resmi Weibo mengonfirmasi meninggalnya dokter Li.
Pernyataannya adalah sebagai berikut.
“Dalam perang melawan epidemi pneumonia dari infeksi coronavirus baru, dokter mata rumah sakit kami, Li Wenliang, sayangnya terinfeksi. Dia meninggal setelah semua upaya yang kami lakukan untuk menyadarkannya. Kami sangat berduka atas kematiannya”.
Atas dasar semua upaya yang telah dilakukan dokter Li dalam mengingatkan bahaya virus corona hingga akhirnya terinfeksi dan meninggal, pengguna media sosial di China ramai-ramai meminta pihak berwenang untuk meminta maaf kepada Li.
Seperti yang dikatakan oleh salah seorang pengguna Weibo, “Teguran Dokter Li akan memalukan dalam sejarah anti-epidemi Tiongkok”.
“Dokter Li memberitahu masyarakat dengan mengorbankan nyawanya. Kantor polisi Wuhan masih belum mengingat pemberitahuan teguran itu bahkan setelah kematiannya,” tuturnya.
Penulis: Cornelia