Kasus Covid-19 di Kudus Meledak, Ganjar Pranowo: Terus Terang Saya Sedih | Pranusa.ID

Kasus Covid-19 di Kudus Meledak, Ganjar Pranowo: Terus Terang Saya Sedih


Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.(Liputan6.com/Faizal)

PRANUSA.ID — Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo meminta masyarakat untuk saling mengingatkan bahwa pandemi virus corona (Covid-19) belum berakhir.

Ia mengimbau warganya untuk tidak putus asa dan terus berupaya menaati protokol kesehatan (prokes) Covid-19.

Hal itu disampaikan Ganjar menanggapi lonjakan kasus Covid-19 yang terjadi di Jawa Tengah (Jateng) usai libur lebaran.

Di Jateng, ada sebanyak 8 kabupaten/kota yang masuk zona merah, yakni Kudus, Demak, Grobogan, Pati, Jepara, Sragen, Kabupaten Tegal, dan Brebes.

“Ini peringatan untuk kita semua. Jangan remehkan Covid-19, terus patuhi prokes! Mari saling eling lan ngelingke (saling mengingatkan) agar kita segera keluar dari Pandemi ini. Ayo jangan nglokro (jangan putus asa),” tulis Ganjar dalam unggahan Instagram @ganjar_pranowo, Rabu (9/6).

Ganjar mengatakan dalam sepekan terakhir, kasus positif di Kudus mencapai 317 orang dan total kasus aktif pada 6 Juni lalu ada 1.678 orang. Peningkatan drastis tersebut menjadikan Kudus sebagai kabupaten dengan kasus aktif tertinggi di Jateng.

“Setelah ditelusuri penyumbang terbesar kasus di sana adalah klaster keluarga. Dari 284 klaster yang ada di Jateng setelah lebaran, Kudus menyumbang 68 klaster sendiri. Sedangkan total kasus aktif di Jateng tercatat 10.297, ada kenaikan 1.277 kasus dalam satu minggu terakhir,” bebernya.

Ia lantas mengaku sedih dan menyesal lantaran pada bulan puasa sebelumnya angka penularan Covid-19 di Jateng berhasil mencapai level terendah sepanjang 2021.

“Terus terang saya sedih dan ngelus dada kalau mau dibilang menyesal pasti menyesal, mengingat bulan puasa kemarin kita berhasil menurunkan angka penularan hingga level terendah sejak awal tahun,” ujarnya.

Meski begitu, Ganjar meminta agar tidak ada pihak-pihak yang saling menyalahkan. “Ini bukan saatnya saling menyalahkan, lebih baik evaluasi agar penanganan jauh lebih optimal,” ungkap Ganjar.

Penulis: Bagas R.
Editor: Jessica C. Ivanny

Berita Terkait

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *


Top