Menteri Agama Ajak Pemuda Kalimantan Sebarkan Nilai Moderasi Beragama
Berdirinya bangsa Indonesia tak lepas dari peran agama. Melalui komunitas-komunitas keagamaan, perjuangan kemerdekaan Indonesia pun digemakan bersama elemen bangsa lainnya. Dalam konteks bernegara yang bhinneka, agama memiliki peran dalam memberi inspirasi terhadap pembangunan. Untuk itu di kalangan pemuda, perlu dibangun sikap teguh memegang nilai-nilai agama, sekaligus menaruh hormat pada yang memiliki agama berbeda. Konsep yang dikenal sebagai moderasi beragama ini dinilai penting untuk situasi kebangsaan Indonesia.
Demikian pesan Gus Yaqut, Menteri Agama Republik Indonesia saat membuka Sekolah Kaderisasi Lewu Harati yang diinisiasi oleh Forum Pemuda Kalteng (Forpeka), Jumat (12/3/2021). Menteri Agama yang akrab disapa Gus Yaqut ini pun mengingatkan agar para pemuda turut ambil bagian dalam mendorong moderasi beragama ini.
“Dalam konteks kehidupan berbangsa, anak muda harus terlibat langsung dalam menyebarkan nilai-nilai moderasi beragama” ujar Gus Yaqut yang memberi sambutan secara virtual di tengah agenda kunjungannya ke Nusa Tenggara Barat.
Gus Yaqut menekankan bahwa sebagai bangsa yang besar dan menjadikan agama sebagai rujukan dalam membangun nilai-nilai kebangsaan, sudah seharusnya semangat mengejewantahkan nilai-nilai agama dalam kehidupan sehari-hari terus dikembangkan. Secara khusus pada generasi milenial pun penyebaran nilai-nilai moderasi beragama dapat disebarkan melalui sosial media.
“Saya ingin menyampaikan ada beberapa langkah yang bisa diambil dari milenial dalam moderasi beragama. Pertama tentu saja memanfaatkan media sosial” ujarnya.
Menteri Agama menyebut, dengan menyebar konten kreatif dan bermanfaat untuk moderasi beragama di sosial media, pemuda bisa terlibat menjaga kerukunan bangsa. Selanjutnya dapat juga melalui aktivitas di forum-forum pemberdayaan dalam melakukan konstruksi sosial dan membangun harmoni antar umat beragama. Lalu pemanfaatan teknologi informasi untuk membuat inisiatif dan inovasi yang mendorong kerukunan umat beragama, dinilai juga sebagai langkah penting.
Pimpinan GP Anshor ini pun tak lupa mengajak seluruh anak muda untuk tetap bekerja sama membangun kerukunan umat beragama, termasuk lewat menggali kearifan lokal yang dapat dijadikan instrumen untuk memperkuat nilai kebangsaan. Tak lupa ia memberi pesan untuk senantiasa mencintai Indonesia serta menolak tegas perilaku diskriminatif dan segala bentuk kekerasan.
“Anak-anak muda saya harap ini menjadi sikap dasar bagi kita semua. Mari saling menjaga kebersamaan dan keharmonisan antara umat beragama untuk mencintai Indonesia yang kita cintai ini” jelasnya.
Tak lupa di akhir sambutannya, Gus Yaqut pun mengingatkan agar para Pemuda Kalteng yang sedang menempa diri lewat Sekolah Kaderisasi Lewu Harati agar tetap mencintai Indonesia.
“Pada sahabat-sahabat saya di Kalimantan Tengah, agar jangan pernah lelah mencintai Indonesia” tandasnya.
Dalam kesempatan yang sama, Teras Narang, Ketua Dewan Pembina Forpeka yang juga adalah Senator DPD RI dapil Kalteng, menyampaikan apresiasi. Terutama atas komitmen dan konsistensi Kementerian Agama RI dalam menyebarkan gagasan moderasi beragama. Moderasi beragama menurut Gubernur Kalteng Periode 2005-2015 ini menjadi salah satu kunci penting dalam membangun stabilitas sosial yang berdampak pada pembangunan Indonesia.
“Moderasi beragama, terlebih saat ini, tak hanya jadi sebuah gagasan besar menggerakkan kebhinnekaan dan sikap moderat di Indonesia. Ini juga, bisa jadi adalah gagasan yang layak diterima masyarakat Internasional” ujar Teras.
Teras menilai bahwa adanya kecenderungan masyarakat hari ini yang terpecah karena perbedaan pandangan agama juga terjadi di berbagai tempat di belahan dunia. Bahkan perpecahan ini berdampak pada kesatuan nasional di berbagai negara.
Teras pun mengingatkan agar generasi muda untuk terus meningkatkan kualitas diri di tengah perubahan zaman. Menjadi generasi yang kritis dan konstruktif, taat hukum serta memperjuangkan kepentingan bersama, termasuk lewat upaya moderasi beragama.
“Apresiasi atas komitmen Bapak Menteri Agama untuk mendorong program moderasi beragama, yang sejalan dengan upaya memperkuat ideologi bangsa kita Pancasila” ujar mantan pimpinan Komisi II DPR RI tersebut.