Muhammadiyah: Jangan Ada Konfrontasi Agamis-Nasionalis pada Pemilu 2024
Laporan: Severinus THD | Editor: Jessica C. Ivanny
PRANUSA.ID– Ketua Umum (Ketum) Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Haedar Nashir mengimbau agar para tokoh maupun elit politik agar tidak menciptakan konfrontasi antara nilai keagamaan dan nasionalisme pada Pemilu 2024 nanti.
“Mestinya kita sudah selesai soal nasionalime dan agama,” kata Haedar saat hadir sebagai pembicara dalam Kuliah Umum tentang Keislaman dan Kebangsaan “Suksesi Kepemimpinan: Mencari Pemimpin yang Nasionalis dan Agamis” di Fakultas Hukum Universitas Islam Indonesia (UII), Kabupaten Sleman, DI. Yogyakarta, Kamis (7/9/2023).
Dia menjelaskan, para elite politik maupun peserta yang berkontestasi pada Pemilu 2024 sebaiknya menghayati nasionalisme dan agama secara bersamaan. Dengan begitu, kata Haedar menekankan, Pemilu 2024 tidak boleh lagi memunculkan dikotomi dengan menciptakan posisi diametral atau pemisah antara agama dan nasionalisme.
Justru yang paling penting, lanjut Haedar, adalah bagaimana mengintegrasikan antara nilai-nilai keagamaan atau keislaman, dengan nasionalisme.
“Sekaligus memberi makna substantif pada nilai keislaman atau keagamaan, dengan kenegarawanan atau kebangsaan,” tutur dia.
Haedar memandang proses politik dan demokrasi di Indonesia dewasa ini sejatinya sudah tidak ada lagi pertarungan ideologi, kecuali who gets what, when, and how atau siapa mendapat apa, kapan, dan bagaimana caranya.
Kendati demikian, ia percaya bahwa seluruh elite politik yang berkontestasi pada Pemilu 2024 masih memiliki idealisme untuk bersama-sama mewujudkan cita-cita kemerdekaan sesuai yang tertuang dalam konstitusi. “Nah justru kita bawa agar itu bisa dibuktikan dalam realitas politik,” tutur Haedar.
Pengalaman lima kali penyelenggaraan pemilu sejak era reformasi, bagi Haedar, semestinya sudah cukup membuat Bangsa Indonesia mampu bersikap lebih dewasa dan matang seraya menghindari permusuhan dan kebencian.
“Saya yakin para tokoh politik banyak yang bertanggung jawab dan memiliki kerangka kebangsaan dan keagamaan yang baik,” kata dia.