Nursaman Atau Kastubi, Tuna Wisma Yang Ditemui Risma? Ini Jawabnya. | Pranusa.ID

Nursaman Atau Kastubi, Tuna Wisma Yang Ditemui Risma? Ini Jawabnya.


Jagad media sosial ramai setelah Risma sebagai Menteri Sosial melakukan blusukan dan menemukan adanya tuna wisma. Peristiwa ini lalu menjadi heboh dan menutup berbagai isu besar belakangan ini. Netizen terutama terbelah suaranya menyikapi aksi Risma. Tak sekadar netizen, bahkan media besar pun mengalami kebingungan dalam menyajikan berita.

Mulanya, sebagaimana viral di media sosial dan pemberitaan, Kementerian Sosial merilis kegiatan blusukan Risma di seputar Jl. MH Thamrin – Sudirman – Pasar Baru pada Senin (4/1/2020) lalu. Dalam sebuah foto yang dibagikan, tampak Risma berbincang dengan seorang pria lusuh berambut gondrong dengan topi yang tiduran di sebuah emperan.

Aksi Risma yang menarik perhatian itu pun dipersoalkan termasuk diragukan sebagai sebuah aksi blusukan normal. Beberapa netizen menuding aksi tersebut merupakan drama dan menyebut tunawisma yang ditemui Risma, adalah seorang pedagang di sekitar Jalan Minangkabau, Pasar Manggis, Setiabudi, Jakarta Selatan.

Beberapa media termasuk Kompas.com pun merilis berita seputar Nur Saman, pria yang diklaim netizen sebagai pria yang ditemui Risma. Pria tersebut yang tinggal di sekitar Jl. Minangkabau pun mengaku dirinya adalah pria yang ditemui Risma.

Namun berdasarkan penelusuran Pranusa.id, ditemui ulasan menarik dari Detik.com yang tampak lebih jeli mengulas sisi lain dari ramai pemberitaan soal tunawisma ini. Sachril Agustin Berutu dan Afzal Nur Iman, jurnalis detik.com melakukan upaya penjernihan berita dengan melacak dua sumber berita sekaligus.

Detik.com lalu mewawancarai Nur Saman di Jl. Minangkabau dan menemukan beberapa kejanggalan.

Pertama Nur Saman membantah namanya Kastubi sebagaimana data yang dirilis oleh Kemensos. Pria itu pun menunjukkan KTP dan menegaskan namanya adalah Nur Saman dan biasa dipanggil Nur.

“Salah, saya namanya ini. Nih nama saya nih, Nur Saman, tanggal lahir, 1951, (lahir di Indramayu). Minangkabau, alamat saya sekarang,” tandasnya.

Selanjutnya, dari pengakuan Nur Saman yang bertemu Risma bahwa pihaknya tidak sempat berbicara. Padahal dalam video yang beredar, jelas pria tunawisma yang disebut Kemensos dalam rilisnya, berbincang dengan Risma.

“Pengin juga sih diajak ngobrol, ya saya kalau dia ajak ngobrol saya mau minta bantuan, maksudnya bantuan satu, keahlian saya kan tambal ban. Bantuan buat beli mesin itu aja kompresor satu. Kalau bisa kan, belum sempat ngomong kan saya sama Ibu (Risma),” ujarnya pada Detik.com.

Selain itu dalam pengakuan Nur Saman, dia memakai cincin yang tak pernah dilepasnya sejak lama. Sementara pria dalam video tampak tak mengenakan cincin saat ditemui.

“Ini cincin nggak pernah saya lepas dari tahun ’90-an,” ujar Nursaman pada Detik.com

Beberapa warga sekitar pun membantah bahwa Nur Saman adalah pria yang ada di video.

Selanjutnya tim Detik.com juga menelusuri ke Balai Rehabilitasi Sosial Eks Gelandangan dan Pengemis Pangudi Luhur, di Bekasi. Di sana ditemui pria yang bernama Kastubi bersama beberapa tunawisma lainnya. Saat ditemui, penampilannya tampak berbeda dari gambar yang di video. Pria itu kini berambut pendek setelah dicukur oleh petugas Balai Rehabilitasi sehingga tampak berbeda dari penampilan lusuh di video. Meski demikian masih terlihat dari gurat wajah di sekitar mata, bahwa pria tersebut adalah sama.

Kastubi membenarkan dirinya bertemu dengan Risma saat hendak tidur di emperan di Pasar Baru. Daerah yang terbilang jauh dari daerah tempat tinggal Nur Saman di Jl. Minangkabau.

“Ditemui di Pasar Baru, pagi pagi saya mau tidur Ibu Risma di situ. Terus dia ngomong sama temennya ke rumah. Ternyata rumahnya di sini (Balai Rehabilitasi),” jelas Kastubi.

Pria yang berasal dari Bandar Lampung ini mengaku tinggal sendiri di Jakarta dan dibawa ke Balai Rehabilitasi setelah diminta Risma untuk ikut staf yang membawanya. Meski secara layak, Balai Rehabilitasi milik Kemensos tersebut memberinya perlindungan, Kastubi tetap merasa tak nyaman. Sebab di Balai Rehabilitasi tersebut, ia mengaku tak bisa berakvitas seperti biasa dilakukannya saat memulung.

“Ya dibilang nyaman juga ya, orang biasa bebas ya tentu aja lah, Pak, kita terang-terangan saja. Biasa bebas saya, di sini walaupun makan dikasih apa dikasih ini (menunjuk kepalanya) jadi beku, Pak. Biasa jalan ke mana-mana, ada aktivitas. Ini nggak ada aktivitas. Tidur bangun gitu aja,” ujarnya pada Detik.com.

Informasi ini menjadi menarik untuk disimak dan disikapi secara jernih oleh para pembaca. Lebih dari itu, selain perdebatan soal tunawisma dan tudingan drama Risma, Kementerian Sosial memiliki tugas besar dalam perubahan sosial. Revolusi Mental baik dalam penyaluran bantuan terlebih pengentasan persoalan sosial masih jadi pekerjaan rumah yang mendesak untuk dirapikan oleh Risma, setelah sebelumnya publik dikagetkan dengan kasus korupsi oleh pendahulunya.

Selamat bekerja untuk Indonesia, Bu Risma.

 

Berita Terkait

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *


Top