Soal Layanan Rehabilitasi Sosial, Risma: Menolong Orang Harus Sampai Tuntas! | Pranusa.ID

Soal Layanan Rehabilitasi Sosial, Risma: Menolong Orang Harus Sampai Tuntas!


Menteri Sosial Tri Rismaharini. (Liputan6.com/Johan Tallo)

PRANUSA.ID — Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini didampingi Dirjen Rehabilitasi Sosial Harry Hikmat melakukan kunjungan kerja di Balai Karya “Mulya Jaya” Jakarta. Risma meninjau sarana dan prasarana pelayanan yang tersedia di Balai.

Risma berkeinginan agar Balai tidak hanya memberikan layanan rehabilitasi sosial, tetapi sekaligus pemberdayaan sosial dan memastikan Penerima Manfaat (PM) yang dilayani betul-betul bisa mandiri.

Pelatihan keterampilan yang diberikan kepada PM diharapkan dapat menjadi bekal mereka untuk bekerja atau berwirausaha.

Risma menekankan agar PM yang telah selesai mengikuti kegiatan rehabilitasi sosial di Balai, dapat langsung melakukan aktivitas yang lebih produktif.

Ia minta bukan hanya jumlah target orang yang dilayani oleh Balai, tetapi kualitas layanan harus benar-benar dijaga.

Karena itu, perkembangan PM harus dipantau dan ada roadmap untuk memantau perkembangan PM tersebut.

“Kita harus tau progresnya, sampai kita harus tau mapping hasil survey mereka itu pendapatannya berapa. Itu harus kita pantau supaya outputnya jelas. Jadi kalau kita mau bantu orang sampai menghantarkan orang itu bener-bener sukses,” kata Risma dalam keterangannya dikutip dari laman resmi Kementerian Sosial.

Mantan Walikota Surabaya itu ingin agar PM harus bisa sukses dan berhasil dalam kehidupannya, sehingga perlu diberikan tambahan-tambahan pelatihan advance/profesional, seperti bagaimana merencanakan usaha, mengelola usaha, bahkan mengelola keuangan.

“Jadi tidak sekedar melatih PM membuat produk, tapi juga bagaimana cara memasarkan produk, _packaging_nya harus bagus, jadi orang tertarik untuk membeli. Dan dari awal sudah diajarkan pemasaran produk secara online” ujar dia.

Ia ingin produk-produk yang dihasilkan PM bisa dipasarkan bukan hanya untuk kelas menengah ke bawah.

Tetapi, juga kelas menengah ke atas, sehingga memiliki nilai tambah atau margin keuntungan yang lebih besar.

Untuk itu standar kualitas produk harus ditingkatkan serta mempunya brand/merk.

“Kita harus dorong kalau ada PM yang punya potensi, ngga apa-apa untuk dikembangkan potensinya, disekolahkan atau dilatih lagi. Jadi, kita pastikan mereka harus mentas,” ungkapnya.

Sementara itu, Dirjen Rehabilitasi Sosial Harry Hikmat menyampaikan Balai Karya Mulya Jaya selama ini menangani warga yang mengalami Tuna Sosial dan Korban Perdagangan Orang.

Risma berkunjung ke Balai karena merupakan salah satu solusi yang akan menyentuh/menyelesaikan permasalahan sosial yang dialami oleh masyarakat paling miskin, yang terpinggirkan seperti masyarakat yang tinggal di kolong jembatan, bantaran kali serta permukiman kumuh lainnya.

Menurut Harry, begitu besar keberpihakan Risma kepada masyarakat yang sangat miskin.

Ia bahkan sudah berkunjung ke berbagai tempat, semua orientasinya ke masyarakat yang susah, sulit, masyarakat miskin dengan berbagai persoalan seperti ketelantaran, disabilitas, korban kekerasan, eksploitasi bukan hanya kemiskinan, tetapi lebih kompleks persoalannya.

“Kami sangat terpanggil karena Mensos begitu besar keberpihakannya kepada masyarakat yang sangat miskin,” kata Harry.

“Sebagai pelaksana di Kemensos, kami harus melakukan upaya-upaya lanjutan yang sifatnya bisa menyelesaikan masalah,” tuturnya.

Misalnya, kata Harry, mereka bisa mengakses layanan kebutuhan dasar dalam hal ini adalah identitas, pendidikan, kesehatan, pekerjaan.

“Dari kegiatan kunjungan Mensos ke lapangan, intinya adalah sebuah proses rehabilitasi sosial yang terintegrasi dengan pemberdayaan sosial, dan _ending_nya adalah kemandirian, sehingga PM betul-betul naik kelas, terangkat,” jelasnya. *(Crn)

Berita Terkait

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *


Top