Tanggapi Wacana Presiden 3 Periode, AHY: Jangan Gitu Amat Mau Berkuasa | Pranusa.ID

Tanggapi Wacana Presiden 3 Periode, AHY: Jangan Gitu Amat Mau Berkuasa


Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (Foto: Pikiran Rakyat)

PRANUSA.ID– Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) berharap wacana presiden bisa maju sebanyak 3 periode yang sempat bergema di kalangan masyarakat selamanya hanya sekadar rencana. 

AHY lantas meminta seluruh masyarakat untuk tetap mengawal agar wacana tersebut tidak dilanjutkan menjadi undang-undang yang disahkan meskipun saat ini isu presiden 3 periode tidak lagi menguat. 

Terlebih, menurut AHY, pemerintah acapkali mengesahkan sesuatu secara tiba-tiba. Padahal, apa yang mereka sahkan menyangkut hajat hidup orang banyak.

“Kami bukannya skeptis atau pesimistis, tapi berdasarkan pengalaman-pengalaman, ini kok gampang sekali ngutak-ngatik, ngakal-ngakalin, seperti tadi (UU Ciptaker), seolah-olah gak dibahas lagi, tiba-tiba jeleger muncul (disahkan),” ujar AHY, dikutip dari Pikiran-rakyat, Jumat 4 Juni 2021.

“Saya gak tahu apakah nanti wacana 3 periode ini tiba-tiba diselipkan juga dan tiba-tiba langsung diketuk (disahkan) saja,” lanjutnya.

AHY pun mengingatkan peristiwa tahun 1998, di mana salah satu yang paling fundamental dari reformasi saat itu adalah pembatasan masa jabatan presiden. Sehingga, menurutnya, apabila rencana presiden 3 periode benar-benar direalisasikan, maka sama saja bangsa Indonesia mengkhianati sejarahnya sendiri. 

“Kalau (presiden) 3 periode, gak akan pernah puas. Setelah itu 4 periode, setelah itu ujung-ujungnya seumur hidup. Dengan alasan masih hebat, masih kuat, masih diperlukan. Kalau seperti itu, darah perjuangan para reformis tidak ada harganya. Kita kembali ke masa-masa kelam sebelum reformasi,” ungkapnya.

Dia menegaskan, ketidaksetujuannya terhadap wacana tersebut bukan karena pihaknya takut bersaing atau berkompetisi, melainkan ada hal lain yang jauh lebih substansial.

“Kita justru harus menjadi contoh. Kalau tidak, ini akan terjadi berulang-ulang. Jadi preseden buruk. Semudah itu kekuasaan mengubah jalannya sejarah. Bukannya kita takut berkompetisi, tapi, ya jangan gitu-gitu banget, lah kalau ingin berkuasa, harus ingat sejarahnya,” pungkasnya. 

 

Laporan: Bagas R.

Editor: Jessica C. Ivanny

Berita Terkait

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *


Top