Umat Katolik di Aceh Tenggara Butuh Dukungan Renovasi Gereja | Pranusa.ID

Umat Katolik di Aceh Tenggara Butuh Dukungan Renovasi Gereja


Gereja Katolik Lawe Desky Aceh Tenggara

Panitia Pembangunan Gereja St. Yosef Stasi Lawe Desky, mencanangkan renovasi bangunan gereja mereka yang telah berusia 32 tahun. Gereja ini merupakan gereja Katolik terbesar di Nanggroe Aceh Darussalam dengan jumlah umat sebanyak 244 Kepala Keluarga. Gereja yang mayoritas umatnya terdiri dari etnik Tapanuli, Karo, Simalungun ini telah berdiri lama dengan damai di daerah Aceh Tenggara yang memiliki Taman Nasional Gunung Leuser terkenal itu.

Sebagai informasi, Tanah Alas, adalah sebutan lain Kabupaten Aceh Tenggara yang penduduknya mayoritas etnik Alas dengan tradisi dan kebudayaan Islam yang sangat kental lagi indah. Disebut Tanah Alas (alas: tikar), karena wilayah ini didominasi lembah serta dikelilingi pegunungan yang membuat daerahnya terlihat bak tikar membentang. Di daerah ini kerukunan umat beragama telah terpelihara sangat lama dan terjaga oleh kebudayaan serta kearifan lokal masyarakatnya.

Gereja St. Yosep Lawe Desky ini juga merupakan bangunan Gereja Paroki Lawe Desky yang kerap dikenal sebagai stasi induk. Sebanyak 15 gereja stasinya tersebar di wilayah Aceh Tenggara dan Kabupaten Tanah Karo, Provinsi Sumatera Utara.

Sebelum belasan gerejanya di wilayah di Tanah Karo menjadi Paroki tersendiri, dulunya Paroki Lawe Desky ini memiliki 30-an stasi dengan dilayani 2 atau 3 imam. Wilayahnya meliputi Kabupaten Aceh Tenggara dan Aceh Selatan, dan di Provinsi Sumatera Utara meliputi Kabupaten Tanah Karo dan Kabupaten Dairi.

Berdiri sebagai stasi pada awal kemerdekaan, umat perdana di gereja stasi Lawe Desky mula-mula adalah 12 Kepala Keluarga dibawah pelayanan Pastor Elpedius van Duinjhoven, OFM Cap. Untuk kebutuhan umat, Gereja St. Yosef Stasi Lawe Desky pun dibangun pertama kali pada tahun 1952 silam. Selanjutnya, perkembangan umat selama 36 tahun, membuat bangunan gereja permanen lalu didirikan pada tahun 1988 dengan panjang 35 m dan lebar 11 m.

Tsunami Aceh pada 24 Desember 2004 silam yang disertai gempa lalu menimbulkan retak pada beberapa bagian gereja. Renovasi pertama pun akhirnya dilakukan secara terbatas pada 2005 silam pada masa penggembalaan Pastor Frans Sidok, SVD dan Pastor Charles, SVD dengan dukungan dari berbagai pihak.

Sejak 15 tahun lalu, tak banyak lagi upaya renovasi, khususnya pada bagian yang tidak tersentuh pada renovasi tahap awal. Sementara kondisi yang ada saat ini, membutuhkan upaya pemeliharaan lebih lanjut dan renovasi pada beberapa bagian gereja. Khususnya pada bagian atap, plafon, panti imam, jendela, tembok dan penataan area luar gereja. Kiranya tak sampai kejadian plafon jatuh seperti yang menimpa saudara kita di Jakarta Barat pada awal tahun ini, terjadi di gereja ini.

Mengingat kondisi gereja yang butuh perhatian, maka mari turut dalam aksi penggalangan dana. Sebuah upaya gotong royong untuk mendukung Renovasi Gereja Katolik di Aceh yang telah melahirkan beberapa imam, suster dan bruder ini.

Bagi anda yang berkenan untuk gotong royong membantu upaya renovasi ini, dapat menyalurkan bantuan melalui rekening

BANK ACEH no 07202240000071
a.n Panitia Renovasi Gereja.

Untuk transfer, kode BANK ACEH adalah 116. Harap cek nama akun sebelum transaksi.

Informasi lebih lanjut dapat menghubungi:

Romo Paroki, RP Tarsisius Son, SSCC KLIK WA

Ketua Panitia Renovasi Gereja, Bpk. Nikolous Ginting KLIK WA

Konfirmasi transfer dapat dilakukan melalui KLIK WA

 

Berita Terkait

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *


Top