PSMTI Kalteng Ulang Tahun Pertama, Teras Ingatkan Gotong Royong | Pranusa.ID

PSMTI Kalteng Ulang Tahun Pertama, Teras Ingatkan Gotong Royong


Teras Narang, Ketua Komite I DPD RI

Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia (PSMTI) Kalteng merayakan hari ulang tahun pertama komunitas sosial tersebut secara virtual. Perayaan ini digelar secara sederhana dengan menggelar webinar bertajuk Solusi Dampak Covid-19 Terhadap Dunia Usaha dan Kehidupan Sosial.

Frans Martinus, Ketua PSMTI Kalteng membuka acara ini pada Sabtu (19/09/2020). Dalam sambutannya, Frans pun dengan mendorong agar PSMTI terus tumbuh dalam usia satu tahun agar semakin banyak terlibat dan berkiprah dalam kegiatan sosial khususnya di Kalimantan Tengah.

Selanjutnya dalam paparannya, Teras Narang yang merupakan Senator DPD RI Provinsi Kalimantan Tengah menyampaikan selamat dan apresiasinya atas acara tersebut. Pihaknya pun memaparkan terkait Survei dampak Covid-19 terhadap pelaku usaha, yang digelar pada 10-26 Juli 2020 lalu.

Survei ini menyebutkan bahwa Sejak pandemi berlangsung, sebesar 84% Usaha Mikro Kecil dan 82% Usaha Menengah Besar cenderung mengalami penurunan pendapatan. Berdasarkan lapangan usaha, sektor yang mengalami penurunan paling dalam adalah sektor akomodasi makan & minum sebesar 92,47%. Berikutnya, sektor jasa lainnya sebesar 90,90%, transportasi dan pergudangan 90,34%, konstruksi 87%, industri pengolahan 85,98%, dan perdagangan 84,60%.

“Disebut juga 30% UMK dan 47% UMB melakukan pengurangan jam kerja untuk tetap mempertahankan tenaga kerjanya meskipun aktivitas perusahaan sangat terdampak” ujar pria yang juga merupakan Ketua Dewan Pakar PSMTI Kalteng tersebut.

Sementara itu, 16% UMK dan 11% UMB cenderung melakukan diversifikasi usaha selama pandemi. Pada sisi lain 83% UMK dan 79% UMB mengakui adanya pengaruh positif dalam pengunaan media online untuk pemasaran.

Badan Pusat Statistik (BPS) juga merilis hasil survei Sosial Demografi Covid-19 pada Juni lalu. Menunjukkan Selama pandemi, tidak sedikit usaha yang gulung tikar atau melakukan efisiensi biaya produksi dengan mengurangi jumlah karyawan. Pemotongan gaji karyawan atau mengambil kebijakan pengurangan shift kerja serta merumahkan sebagian karyawan juga kerap dilakukan.

Alhasil, dari suvei yang dilakukan BPS menunjukkan, 70,53% responden dalam kelompok berpendapatan rendah (kurang dari Rp 1,8 juta) merasakan dampak paling besar penurunan pendapatan. Sedangkan 30,34% atau 3 dari 10 responden kelompok berpendapatan tinggi (lebih dari Rp 7,2 juta) yang mengaku mengalami penurunan pendapatan.

Pemerintah lewat program Pemulihan Ekonomi Nasional telah menganggarkan dana sebesar Rp 695,20 triliun yang dipakai di berbagai sektor. Termasuk diantaranya untuk dunia usaha pemerintah siapkan subsidi bunga kredit, restrukturisasi usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), padat karya, subsidi penjaminan kredit, insentif perpajakan, hingga dukungan ke sektor pariwisata dan BUMN.

Sementara untuk masyarakat ditopang lewat program bansos, seperti diskon listrik, bansos tunai (BLT), kartu prakerja,  BLT pekerja bergaji di bawah Rp5 juta, dan dua program lainnya program keluarga harapan (PKH) dan kartu sembako.

“Tahun depan, merujuk data Kementerian Koordinator Perekonomian, pemerintah juga menganggarkan sekitar Rp 356,5 triliun anggaran untuk menjaga momentum pemulihan ekonomi” ujarnya.

Sebanyak RP 25,4 triliun untuk kesehatan, RP 48,8 triliun untuk UMKM, Rp 110,2 triliun untuk Perlindungan Sosial, Sebesar 14,9 triliun untuk Pembiayaan korporasi, Rp 20,4 triliun insentif usaha dan untuk sektoral K/L dan Pemda sebesar Rp 136,7 triliun. Kita berharap program ini berjalan sungguh dan efektif menjaga situasi.

Kendati demikian, menurut Teras, hal ini tidaklah cukup. Selain pemerintah, masyarakat termasuk paguyuban seperti PSMTI mesti ambil bagian untuk bergotongroyong menghadapi situasi ini. Lewat semangat kebersamaan dan persatuan, dunia usaha mesti melakukan evaluasi bisnis melibatkan seluruh elemen di dalamnya termasuk karyawan. Memastikan semangat gotong royong penyelamatan usaha atau langkah efisiensi berjalan secara berkemanusiaan.

Ia pun berharap pandemi dapat dihadapi bersama, agar tak melahirkan problem sosial baru seperti kerawanan dan tindakan kriminal atau konflik sosial. Maka semua mesti bergotongroyong dan saling menjaga. Termasuk menjaga komunitas masing-masing dari HOAX dan provokasi yang memicu keretakan sosial.

Pihaknya pun mendorong agar Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia (PSMTI) Kalteng, untuk semakin solid dalam bergotongroyong. Membangun persatuan ke dalam dan keluar paguyuban. Bersama mendorong disiplin masyarakat akan protokol kesehatan, serta bersama memulihkan ekonomi dan menjaga persatuan Indonesia lewat kesatuan sosial.

“Dalam semangat Huma Betang, kita bergerak bersama dan gotong royong atasi dampak pandemi” ujar Gubernur Kateng ke-12 tersebut.

Menutup paparannya, Teras mengutip sebuah ungkapan dari Heraclitus, filsuf yang hidup di Efesus, Asia Kecil pada masa 540-480 SM.

“Panta rhei kai uden menei. Semuanya mengalir dan tidak ada sesuatu pun yang tinggal tetap. Demikian pun pandemi, pada saatnya akan berlalu bila kita semua tetap menjaga kebersamaan dan disiplin menerapkan protokol kesehatan, serta saling menjaga persatuan” tutupnya.

Dalam kesempatan tersebut David Herman Jaya selaku Ketua Umum PSMTI Pusat pun turut menyampaikan harapannya agar PSMTI Kalteng menghadirkan semangat kekeluargaan bagi masyarakat Tionghoa maupun masyarakat Kalimantan tengah pada umumnya.

David pun menekankan bahwa dalam situasi badai, akan ada masanya semua berlalu. Meski demikian mesti ada transformasi bisnis secara online yang dilakukan untuk kreatif mengahadapi badai ini. Sembari mengingatkan bahwa ada selalu blessing in disguise dalam setiap situasi.

Selanjutnya Dedy Rochimat, Waketum PSMTI Bidang Usaha dan Ekonomi Kreatif PSMTI memaparkan bagaimana trend pandemi di tanah air kian meningkat dan seiring itu, krisis ekonomi terus menghantui semua negara. Dunia berubah, bahkan meski vaksin nantinya sudah ditemukan.

“Feeling saya akan cukup lama seperti sekarang ini, new normal” ujarnya.

Dedy pun mendorong semua pihak yang menjadi pelaku usaha untuk mulai melakukan berbagai langkah penyesuaian. Pihaknya pun juga membagikan strategi bertahan bagi pelaku usaha di tengah pandemi dalam kesempatan itu.

Pada sesi akhir, Roby Tjiptadjaya, Mentor Bisnis  Global Leadership Center menyampaikan catatannya bahwa syarat utama membantu orang lain adalah dengan memastikan kondisi kita lebih baik terlebih dahulu. Beliau juga membagikan langkah praktis bagi pelaku usaha untuk bisa terus berkembang mulai dari menyiapkan dana darurat, menghitung sisa usia bisnis, negoisasikan sisa hutang dengan pihak kreditur, hingga dorongan pelaku usaha untuk berkolaborasi dengan berbagi resiko serta peluang dengan mitra.

Pada akhir acara seluruh perwakilan PSMTI dari seluruh Indonesia menyampaikan ucapan selamat ulang tahun bagi PSMTI Kalteng.

Berita Terkait

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *


Top