Buka Aib Pertamina, Ahok Disebut Hanya Pencitraan dan Bikin Gaduh | Pranusa.ID

Buka Aib Pertamina, Ahok Disebut Hanya Pencitraan dan Bikin Gaduh


Komisaris Utama Pertamina Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok (Bonepos.com)

PRANUSA.ID — Komisaris Utama (Komut) PT Pertamina (Persero) Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok membuka sejumlah ‘aib’ soal buruknya tata kelola dan manajemen di PT Pertamina.

Hal itu dinyatakannya dalam sebuah video berdurasi 6 menit 39 detik yang diunggah di kanal YouTube POIN pada Senin (14/9/2020) lalu.

Merespons pernyataan Ahok, anggota Komisi VI DPR dari Fraksi Partai Demokrat Herman Khaeron mengungkapkan bahwa jabatan komut Pertamina tidak seharusnya dimanfaatkan Ahok untuk pencitraan pribadi.

“Sebagai Komut, semestinya Ahok tidak membuat pencitraan di ruang publik, bahkan tembak Kementerian BUMN, silakan gunakan kewenangan yang saudara miliki di internal,” cuit Khaeron melalui akun Twitternya, Rabu (16/9/2020).

Menurutnya, upaya pembenahan di PT Pertamina (Persero) memang perlu dilakukan agar pengelolaan manajemen dapat lebih efisien, transparan, akuntabel, dan kontributif bagi negara.

Namun, ia menyebut Komut semestinya melakukan pembinaan dan pembenahan perusahaan secara internal dan bukannya menimbulkan kegaduhan.

“Jangan-jangan ocehan ini untuk menutupi kegagalan dia menjaga Pertamina merugi. Jangan bicara Indonesia Incorporation jika sebagai Komut Pertamina saja gagal dan hanya nakut-nakuti,” kata Khaeron.

Dia kemudian menyindir sikap Ahok yang seolah tahu segalanya, mencaci dan merendahkan orang lain, dan berakhir menimbulkan kegaduhan.

“Merasa paling bersih, superhebat, tetapi tidak ada hasil kerjanya yang bermanfaat bagi orang lain, apalagi bagi bangsa. Bikin gaduh saja,” ujarnya.

Sebelumnya, Ahok membuka sejumlah ‘kebobrokan’ kebijakan direksi yang ada di PT Pertamina (Persero) yang dinilainya sebagai alasan perusahaan harus menanggung utang yang besar.

Sebagai Komut, Ahok mengaku tidak diberitahukan soal perubahan direksi Pertamina karena adanya lobi secara langsung ke Menteri.

“Ganti direktur bisa tanpa kasih tahu saya. Saya sempat marah-marah juga. Direksi-direksi semua mainnya lobi ke menteri, karena yang menentukan itu menteri,” kata Ahok dalam tayangan di YouTube, dilihat Pranusa.id pada Rabu (16/9).

Kemudian, Ahok menyinggung soal tidak adanya perubahan gaji dari karyawan perusahaan meskipun jabatan karyawan tersebut sudah dicopot.

Ia pun memberikan contoh, misalnya seseorang dengan jabatan direktur utama anak perusahaan Pertamina memiliki gaji sebesar Rp 100 juta.

Masa jabatan kemudian dicopot, namun dengan alasan karena orang tersebut merupakan orang lama, maka gajinya akan tetap sebesar Rp 100 juta.

“Harusnya gaji mengikuti jabatan Anda kan. Tapi mereka bikin gaji pokok gede semua. Jadi bayangin gaji sekian tahun gaji pokok bisa Rp 75 juta. Dicopot, gak ada kerjaan pun dibayar segitu. Gila aja nih,” tukasnya.

Ahok mengaku akan mengubah sistem tersebut dan memotong birokrasi soal pangkat di Pertamina. Dia menginginkan sistem pangkat nantinya harus melalui jalur lelang terbuka.

(Cornelia)

Berita Terkait

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *


Top