Ternyata Pemerintah Tak Nyaman dengan Dua Hal Ini pada Habib Rizieq | Pranusa.ID

Ternyata Pemerintah Tak Nyaman dengan Dua Hal Ini pada Habib Rizieq


Ilustrasi FPI. (Istimewa)

PRANUSA.ID — Pengamat politik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Adi Prayitno memandang permasalahan antara Front Pembela Islam (FPI) dan pemerintah takkan pernah berakhir.

Hal itu bisa dibuktikan ketika aparat kepolisian melawan loyalis Habib Rizieq di Tol Cikampek-Jakarta pada Senin lalu (7/12/2020) dini hari.

Selain karena pola komunikasi yang kurang tepat antar kedua pihak, menurutnya, penyebabnya juga karena FPI selama ini amat agresif menentang pemerintah.

“Sebelumnya memang kritis, tetapi tidak seagresif sekarang. Kalau mau jujur, FPI menentang pemerintah, menentang kekuasaan saat ini,” kata Adi dalam keterangannya, Kamis (10/12/2020).

Adi pun memberikan contoh ketika FPI ngotot ingin menggelar reuni 212 di saat pandemi virus corona. FPI saat itu akan membatalkan rencana tersebut jika pemerintah menunda pelaksanaan pilkada.

“Mereka akan tetap menggelar reuni 212. Itu kan, menentang namanya,” imbuh Adi.

Ia juga menyoroti adanya sikap melawan FPI ketika masyarakat menghindari kerumunan dan menerapkan protokol kesehatan Covid-19.

Setidaknya, Adi menyebut ada dua hal pada FPI dan pemimpinnya, Rizieq Shihab yang membuat pemerintah tidak nyaman.

Pertama, narasi politik yang agresif verbal. Adi memberikan contoh ketika FPI kerap menggaungkan kata NKRI Bersyariah, atau kata tagut dan kafir.

“Itu tentu membuat pemerintah tak nyaman,” tutur Adi.

Kedua, adanya mobilisasi massa dari pihak FPI. Adi menilai FPI bisa saja melakukan mobilisasi politik jalanan.

“Reuni-reuni 212 itu aktor mobilisatornya teman-teman simpatisan FPI dan tokoh yang dikenal dekat dengan FPI,” tandasnya.

(Crn/Pranusa)

Berita Terkait

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *


Top