Tumpas Segera Pelaku Terorisme di Sigi | Pranusa.ID

Tumpas Segera Pelaku Terorisme di Sigi


Penulis : Dr Jannus TH Siahaan. Pengamat Pertahanan dan Keamanan

PRANUSA.ID- Dusun Lewonu, Desa Lembantongoa, Sulawesi Tengah (Sulteng), Jumat (27/11) dikejutkan oleh aksi yang dilakukan teroris; satu rumah ibadah Gereja Bala Keselamatan dan 6 rumah dibakar, serta 4 warga dibunuh secara sadis.

Gambar-gambar kejadian beredar masif di media sosial, termasuk gambar empat mayat yang dibunuh secara sadis. Menurut keterangan Kapolda Sulteng, pelakunya adalah anggota Mujahidin Indonesia Timur (MIT).

Sangat disayangkan, aktivitas terorisme masih membayangi masyarakat Sulteng kurang dari sebulan menjelang Natal. Peristiwa ini harus menjadi peringatan untuk kita semua, bukan saja untuk masyarakat Sulteng, tapi bagi Indonesia sebagai sebuah negara bangsa, bahwa masih ada jejaring teroris aktif yang bisa secara serampangan melakukan pembakaran, pembunuhan, dan menebar ketakutan kepada masyarakat.

Meski mungkin jumlahnya kecil, tapi mereka terbilang efektif dalam bertindak dan terus berusaha menebarkan ketakutan di tengah masyarakat dengan melakukan aksi-aksi teror.

Jika didiamkan, sel-sel ini akan tumbuh dan berkembang menjadi kanker ganas di Sulawesi, yang berpeluang untuk terus menebar efek domino ke seluruh Indonesia.

Kita sepakat bahwa terorisme bertentangan dengan ajaran-ajaran agama. Tidak ada satu pun agama di Indonesia yang memperbolehkan saling membunuh, apalagi dengan cara-cara seperti yang dilakukan para teroris. Jadi apapun namanya, mereka tidak mewakili agama mana pun, tapi mewakili jejaring teroris yang berniat merusak keutuhan negeri ini.

Jadi apapun alasannya, aksi terorisme terhadap rumah ibadah di Sigi sama dengan aksi terorisme terhadap Indonesia. Kasus ini harus menjadi perhatian pemerintah, TNI, dan kepolisian. Jika diperlukan, segera bentuk tim investigasi gabungan untuk menuntaskan perkara tersebut.

Para pelaku harus segera ditangkap, ditindak dengan UU Terorisme, dan diseret ke pengadilan agar jelas duduk perkaranya. Jika tidak, akan terus memunculkan ketakutan di tengah masyarakat Sulteng, terutama masyarakat Kristen.

Jadi tak ada alasan bagi pemerintah, TNI, dan Polri untuk menganggap remeh persoalan ini karena sejatinya tak ada tempat sejengkal pun untuk teroris di negeri ini

Oleh karena itu, seluruh lapisan masyarakat, termasuk tokoh-tokoh agama dan masyarakat, serta para elite di negeri ini, harus bahu-membahu mematikan embrio terorisme sejak dari dalam pikiran di seluruh lapisan masyarakat Indonesia.

Dan, para tokoh harus muncul ke permukaan dengan pesan-pesan yang jelas, menganalisis peristiwa ini ke ranah terorisme, agar aksi strategis mitigasi bisa segera diambil oleh pihak terkait dan yang juga penting agar tidak melebar ke ranah ras dan agama.

Apalagi di masa Pilkada Serentak seperti saat ini, ketegasan dan kesigapan pemerintah sangat dibutuhkan agar ada kepastian hukum dan agar tidak terbuka peluang bagi para oknum politik untuk melebarnya ke ranah politik, dan dijadikan senjata untuk menciptakan ketidakstabilan di Sulteng maupun berbagai wilayah lain di Tanah Air.

Dan, bagi pemerintah, termasuk TNI dan Polri, marah, prihatin, dan pernyataan “mengutuk” saja jelas tidak cukup. Bagaimanapun, Indonesia perlu memiliki sistem peringatan dini yang efektif untuk mengantisipasi kemungkinan-kemungkinan terjadi lagi teror-teror semacam ini.

Sistem peringatan dini ini perlu dimatangkan dalam bentuk perangkat keras berupa legitimasi aksi cepat tanggap di dalam perundangan maupun perangkat lunak seperti program deradikalisasi yang lebih menyeluruh, terintegrasi antarlembaga, serta menyentuh sisi-sisi kemanusiaan mereka yang telanjur terdampak paham radikal.

Peristiwa Sigi layak dijadikan sinyal awal bahwa pemerintah, TNI, dan Polri memang diperlukan oleh masyarakat Sulteng untuk bertindak nyata segera, dengan memburu para anggota MIT, menyeret mereka ke penjara atas aksi terorisme sadis yang telah mereka lakukan. Karena masyarakat Sigi sama dengan masyarakat Indonesia lainnya yang berhak untuk hidup aman, nyaman, dan jauh dari ancaman para teroris.

Berita Terkait

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *


Top