Studi: Sebesar 49% Konsumen Sering Masak di Rumah Selama Pandemi
PRANUSA.ID — Direktur Jenderal Industri Agro Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Abdul Rochim mengungkapkan ada kecenderungan perubahan perilaku konsumen selama pandemi Covid-19, yaitu menjadi lebih hati-hati dan tetap berada di rumah daripada keluar rumah.
“Penurunan pengunjung di pasar tradisional disiasati oleh pedagang pasar tradisional dengan menawarkan produknya melalui media sosial dan bekerja sama dengan e-commerce,” kata dia dilansir dari Kompas.com, Minggu (17/5/2020).
Berdasarkan studi yang dirilis Nielsen, menurut Kemenperin, sekitar 30 persen konsumen berencana untuk sering belanja online, dan sebesar 49 persen konsumen menjadi sering masak di rumah selama pemberlakuan imbauan di rumah saja dalam rangka pencegahan penyebaran virus corona.
Aktivitas tersebut ternyata mendorong kenaikan pertumbuhan penjualan bahan pokok. Misalnya, telur yang naik 26 persen, penjualan daging meningkat 19 persen, permintaan daging unggas naik 25 persen, dan penjualan buah dan sayur meningkat 8 persen.
“Barang-barang inilah yang sering dibeli oleh masyarakat di pasar tradisional, namun seiring dengan pemberlakuan pembatasan sosial, maka saat ini masyarakat lebih cenderung berbelanja di pasar modern,” jelas Rochim.
Situasi tersebut sesuai dengan data perusahaan e-commerce enabler SIRCLO yang mengatakan bahwa sejak Februari hingga Maret 2020, telah terjadi peningkatan permintaan pada produk makanan dan minuman yang mencapai hingga 143 persen. Kemenperim memperkirakan angka tersebut akan terus meningkat. (Cornelia/Pranusa)