Dukungan Kesehatan Mental Nakes di Tengah Pandemi Covid-19, Pentingkah? | Pranusa.ID

Dukungan Kesehatan Mental Nakes di Tengah Pandemi Covid-19, Pentingkah?


Lusiana Bintang Siregar, M.Psi., Psikolog dan founder Via Psikologia

Oleh: Lusiana Bintang Siregar, M.Psi., Psikolog dan founder Via Psikologia.

Tenaga kesehatan merupakan salah satu profesi yang paling dibutuhkan sekaligus paling rentan di masa pandemi Covid-19 sekarang ini. Bagaimana tidak, semenjak Maret 2020 hingga saat ini, tenaga kesehatan tidak pernah berhenti maupun beristirahat. Selalu berada di garda terdepan sekaligus garda terakhir untuk penanganan Covid-19. Bahkan di beberapa rumah sakit dan fasilitas kesehatan, para tenaga kesehatan atau nakes kesulitan mendapatkan cuti. Hal ini dikarenakan tenaga mereka sangat dibutuhkan. Banyak tugas yang menanti, tidak hanya dalam melayani dan merawat pasien dengan keluhan biasa di dalam gedung, pasien dengan keluhan Covid-19, swab, vaksin dinamis langsung ke masyarakat, hingga pemulasaran jenazah. Dalam kondisi pandemi, adanya protokol kesehatan yang ekstra juga menambah tugas-tugas dari para tenaga kesehatan.

Situasi pandemi dan bertambahnya tugas mereka tentu membawa dampak yang signifikan secara fisik maupun mental. Secara fisik, para tenaga kesehatan rentan terpapar virus Covid-19 ketika melayani pasien. Di samping itu, tugas pekerjaan yang banyak serta kurangnya istirahat juga membuat mereka kelelahan. Secara mental, kecemasan, pikiran yang berlebihan, stress, burnout syndrome dan perasaan bersalah tidak terelakan terjadi kepada mereka. Khususnya pada masa pandemi gelombang ke dua seperti saat ini. Berdasarkan pengalaman penulis berpraktek di lingkungan fasilitas kesehatan, pada gelombang Covid-19 yang kedua ini, penyebaran virus di tenaga kesehatan semakin masif. Tidak kurang dari 20 nakes minimal di tiap fasilitas kesehatan yang terpapar covid.

Beberapa yang terpapar bahkan tidak hanya untuk kali pertama, ada yang terpapar Covid-19 untuk ketiga kalinya. Tentu hal ini semakin mempengaruhi mental mereka. Ketakutan terpapar, merasa sedih melihat teman-teman mereka yang berguguran satu persatu, dan tugas tambahan untuk backup layanan terasa berat. Melihat kondisi ini, maka pendampingan kesehatan mental kepada tenaga kesehatan sangatlah penting, agar stres kronis yang berkepanjangan pada tenaga kesehatan dapat ditangani. Sehingga para tenaga kesehatan tetap memiliki kondisi sehat mental di tengah padatnya tugas melayani pasien di masa pandemi Covid-19 ini.

Stres dalam bekerja (Dok. Pexels.com)

Kondisi sehat mental sendiri ditandai dari ketika seseorang dapat menyadari dan mengembangkan kemampuan diri sendiri, dapat mengatasi tekanan, dapat bekerja secara produktif, serta mampu membina relasi dengan komunitas atau lingkungan sosialnya.  Lebih lanjut, Direktorat Promosi Kesehatan Kementrian Kesehatan Republik Indonesia menyebutkan bahwa ciri-ciri orang sehat jiwa adalah orang yang senang dengan dirinya, nyaman berhubungan dengan orang lain serta mampu melalui tantangan kehidupan (www.promkes.kemkes.go.id, 17/10/2016)

Orang yang senang dengan dirinya berarti mampu mengatasi dan menghadapi kekecewaan hidup, memiliki harga diri yang wajar dan tidak merendahkan diri sendiri. Dalam hal berhubungan dengan orang lain berarti mampu membina relasi yang dekat dan mendalam, tidak merugikan orang lain, dan mampu mencintai orang lain. Terakhir, mampu melalui tantangan hidup berarti memiliki tujuan hidup, memiliki kemampuan mengambil keputusan dan bertanggung jawab.

Pendampingan Kesehatan Mental Bagi Nakes

Bila dibaca dari pengertian kesehatan mental dan ciri-cirinya, apa yang terjadi pada tenaga kesehatan saat ini adalah hal yang sebaliknya. Para tenaga kesehatan kesulitan merasa nyaman dengan dirinya, kebingungan tentang masa depan dan kesulitan menghadapi tuntutan pekerjaan sehari-hari. Dalam Psychosocial Support for Healthcare Workers During the COVID-19 Pandemi (2020), Tamlin menyebutkan banyak stressor yang dialami oleh tenaga kesehatan di masa pandemi, seperti risiko terpapar virus, kelelahan karena kurangnya staf, menjadi lebih sensitif dikarenakan obsesif terhadap kebersihan dan protokol kesehatan. Selain itu juga kurangnya waktu bersama keluarga, takut menularkan, perselisihan atau stigma dari pasien kepada mereka, dukacita akibat kehilangan pasien dan rekan kerja, serta kurangnya suplai vitamin dan alat pelindung diri untuk menjaga mereka.

Bila sudah menghadapi situasi seperti ini, pendampingan kesehatan mental sangat penting dan diperlukan. Adapun beberapa hal yang bisa dilakukan oleh psikolog maupun psikiater dalam melakukan pendampingan, yaitu dengan menyediakan waktu untuk mendengarkan keluh kesah dari tenaga kesehatan. Menurut penuturan tenaga kesehatan kepada penulis, dengan minimal didengarkan oleh orang yang bisa dipercaya dan tidak menghakimi, mereka lebih merasa lega.

Selanjutnya dapat dengan memberikan latihan manajemen stres, bisa secara komunitas atau berkelompok maupun pribadi. Manajemen stres yang diajarkan adalah teknik yang dapat dilakukan secara mandiri dan berkala, sehingga apabila mereka terjadi stres, maka mereka dapat secara praktis memulihkan diri dengan teknik tersebut.

Akhirnya, tentu saja memberi motivasi dan psikoedukasi tentang resiliensi juga sangat penting. Bisa saja, mereka kehilangan daya juang dan daya tahan tubuh dikarenakan stressor maupun pikiran-pikiran yang berlebihan tentang Covid-19 atau stigma masyarakat, sehingga tidak menyadari kekuatan atau kemampuan mereka sendiri.

Pendampingan psikologis untuk meningkatkan kualitas hidup dengan memberikan motivasi dan mengarahkan mereka melihat kekuatan dalam diri bisa jadi dapat menguatkan para tenaga kesehatan. Bila tenaga kesehatan mendapatkan perhatian akan kondisi kesehatan mental mereka, kita semua akan merasakan manfaatnya. Hal ini dikarenakan, mereka akan lebih memberi perhatian juga kepada masyarakat serta motivasi mereka dalam bekerja di tengah beban kerja yang berat ini dapat bertahan. Sebaliknya bila para tenaga kesehatan dibiarkan dengan beban kondisi mental mereka, lama-kelamaan pasien dan masyarakat juga bisa rugi sendiri.

Kesadaran seperti ini yang belum banyak berkembang di lingkungan tenaga kesehatan. Tentu kesadaran ini harus dimulai dari sekarang. Semua pihak turut bertanggung jawab. Mulai dari pemerintah terutama di bidang kesehatan, dapat membuat kebijakan terkait pelayanan kesehatan mental kepada para tenaga kesehatan. Sudah menjadi hak tenaga kesehatan untuk mendapat jaminan kesehatan sebagai pekerja. Kebijakan yang ada nantinya didukung oleh praktisi kesehatan mental untuk melatih para tenaga kesehatan. Selain itu, kepedulian masyarakat juga sangat penting untuk tidak menghakimi tenaga kesehatan dan mengendalikan stigma-stigma tentang pekerjaan tenaga kesehatan. Jangan lagi ada stigma tenaga kesehatan yang terpapar covid adalah suatu kesalahan akibat diri sendiri. Jangan lagi ada tenaga kesehatan yang diusir dari lingkungannya karena terpapar Covid-19.

Penutup

Pada akhirnya, pendampingan kesehatan mental kepada tenaga kesehatan menjadi unsur penting guna mempertahankan kesejahteraan hidup dan kualitas pelayanan. Tugas dan perjuangan mereka masih belum berhenti dan sangat dibutuhkan. Di saat orang lain bisa melakukan work from home, para tenaga kesehatan masih berjibaku dengan perawatan medis umum, perawatan pasien covid dan tidak jarang terpisah dari keluarga untuk menghindari paparan virus. Kita juga jangan lupa bahwa mereka ada keluarga yang juga perlu dinafkahi dan diperhatikan selain pasien. Belum lagi bila ada keluarga atau pasien yang pada akhirnya meninggal karena Covid-19. Beban mental mereka sungguhlah berat. Sudah saatnya memperhatikan dan mendukung kondisi mental para tenaga kesehatan.

 

Daftar Pustaka

Direktorat Promosi Kesehatan Kementerian Kesehatan RI. (2016). Sehat Jiwa. [online] Diambil dari https://promkes.kemkes.go.id/content/?p=7385. (Diakses 19 Juli 2021).

Ridlo,  Ilham Akhsanu. (2020). Pandemi COVID-19 dan Tantangan Kebijakan Kesehatan Mental di Indonesia. INSAN Jurnal Psikologi dan Kesehatan Mental 2020, Vol. 5(2), 155-164 doi: 10.20473/jpkm.v5i12020.155-164.

Rowawi, Hasrini. (2021). Kesehatan Jiwa Tenaga Kesehatan Pada Masa Pandemi Covid-19. Diambil dari https://ika-fkunpad.org/wp-content/uploads/2021/03/Kesehatan-Mental-Tenaga-Kesehatan-Saat-Pandemi-Covid-19.pdf. (Diakses 9 Juli 2021).

Berita Terkait

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *


Top